REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Penelitian baru di Amerika Serikat menemukan orang tua yang menerapkan aturan ketat waktu tidur untuk remaja, dapat membantu anak mereka mendapatkan durasi tidur lebih lama. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di University of Rochester dengan mengamati 193 remaja berusia 14 hingga 17 tahun dan orang tua mereka.
Para remaja diminta mengisi buku harian tidur dua kali sehari selama tujuh hari dan melaporkan durasi tidur mereka, tingkat energi siang hari serta gejala depresi. Sementara orang tua ditanya apakah mereka memiliki aturan ketat waktu tidur atau aturan tidur lainnya.
Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Sleep, menunjukkan lebih dari 50 persen orang tua melaporkan mereka tidak menetapkan aturan waktu tidur khusus atau aturan ketat waktu tidur untuk anak-anak mereka.
Namun, para peneliti menemukan aturan ketat waktu tidur yang diterapkan oleh orang tua bersamaan dengan waktu mulai sekolah, memiliki efek positif terbesar pada durasi tidur remaja, tingkat energi siang hari dan gejala depresi.
Mungkin mengejutkan, konsumsi kafein atau menatap layar ponsel di malam hari tidak mempengaruhi durasi tidur remaja. Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Ahad (12/1), penulis utama penelitian ini, Jack Peltz mengakui memberi tahu anak-anak kapan mereka harus tidur merupakan hal sulit.
Namun, idealnya orang tua harus bisa bekerja sama dengan anak remajanya untuk mengembangkan waktu tidur berdasarkan otonomi mereka. Rekan penulis Ronald Rogge setuju orang tua mungkin perlu turun tangan dan menerapkan aturan ketat waktu tidur.
Rogge menambakan meskipun remaja mulai mendapatkan kemandirian, mereka masih perlu tidur dan mungkin mereka tidak memprioritaskannya jika dibiarkan sendiri.
Jumlah tidur yang direkomendasikan remaja adalah 8,5 hingga 9,5 jam tidur setiap malam. Durasi ini direkomendasikan oleh American Academy of Sleep Medicine dan disahkan oleh American Academy of Pediatrics.
Tetapi para peneliti menambahkan waktu tidur yang ditetapkan oleh orang tua harus bergantung pada waktu bangun.
“Secara inheren lebih sulit bagi remaja untuk tidur lebih awal daripada nanti karena ritme sirkadian mereka,” kata rekan penulis Heidi Connolly. “Itulah mengapa sangat penting bagi waktu mulai sekolah menengah nanti, karena American Academy of Pediatrics telah merekomendasikan secara menyeluruh,” ujarnya lagi.
Para peneliti menambahkan tujuan dari tidur nyenyak untuk remaja adalah mereka bangun secara spontan di sekitar waktu bangun yang dijadwalkan. Bahkan ketika dibiatkan tidur dan mereka merasa cukup istirahat di siang hari.