Rabu 08 Jan 2020 18:25 WIB

RS Dr YAP Terapkan Layanan CXL untuk Penderita Keratokonus

Terapi dengan layanan CXL ini juga dapat menurunkan minus mata.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
 Dokter spesialis mata RS Mata Dr YAP, dr Rossada Adiarti, menjelaskan terkait terapi menggunakan layanan Corneal Collagen Cross-Linking (CXL) di Rumah Sakit Mata Dr YAP Yogyakarta, Rabu (8/01).
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Dokter spesialis mata RS Mata Dr YAP, dr Rossada Adiarti, menjelaskan terkait terapi menggunakan layanan Corneal Collagen Cross-Linking (CXL) di Rumah Sakit Mata Dr YAP Yogyakarta, Rabu (8/01).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rumah Sakit Mata Dr YAP Yogyakarta mulai menerapkan layanan Corneal Collagen Cross-Linking (CXL). Layanan ini dilakukan untuk terapi penderita keratokonus dan ulkus kornea.

Direktur Utama RS Mata Dr Yap, Eny Tjahjani Permatasari mengatakan, sebelum adanya layanan ini, pihaknya bekerja sama dengan RS Sardjito untuk melakukan penanganan terhadap keratokonus dan ulkus kornea. Namun, Sardjito sendiri saat ini sudah jarang melakukan terapi menggunakan CXL tersebut.

"Selama ini karena kita kerja sama dengan RS Sardjito. Sekarang Sardjito sudah jarang melakukannya. Kalau dulu yang ada ulkus korneanya, kadang kita kirim ke Sardjito," kata Eny, usai pelatihan CXL di RS Mata Dr YAP, Yogyakarta, Rabu (8/01).

Ia menjelaskan, keratokonus merupakan gangguan yang menyebabkan bentuk kornea terlalu menonjol atau maju. Gangguan ini, terjadi karena bawaan sejak lahir. "Lengkungannya seperti telur yang lonjong sekali," ujarnya.

Menurutnya, terapi dengan layanan CXL ini juga dapat menurunkan minus mata. "Kalau ada yang minusnya tinggi, paling tidak bisa menurunkan sekitar 0,75. Atau minusnya lebih kecil," tambahnya.

Direktur Pelayanan dan Pendidikan RS Mata Dr YAP, Erin Arsianti mengatakan, dengan adanya layanan ini, pihaknya sudah dapat menangani pasien secara mandiri. Sehingga, tidak perlu bekerja sama dengan rumah sakit lain.

Di Sardjito sendiri CXL ini sudah ada sejak dua tahun lalu. Namun, penggunaannya untuk penanganan pasien tidak optimal. "Selama ini bekerja sama dengan Sardjito yang keratokonus. Tapi sekarang dapat dilayani sendiri di RA Mata Dr YAP dengan mesin yang terbaru," kata Erin.

Dokter Spesialis Mata RS Mata Dr YAP, dr Rossada Adiarti mengatakan, terapi dengan CXL ini terbukti efektif dalam menahan progresivitas perubahan bentuk kornea yang ireguler atau dikenal dengan penyakit ektasia kornea. Baik terhadap penderita dewasa maupun anak-anak.

Komponen penting yang ada pada terapi CXL ini, jelasnya, ada pada penggunaan riboflavin dan sinar UVA. Aktivitas senyawa ini menimbulkan reaksi yang memperkuat struktur kornea.

"Selain itu juga mengubah struktur asam nukleat mikroorganisme. Sehingga dapat menjadi alternatif dalam penanganan infeksi kornea," kata Rossida.

Terkait keratokonus sendiri, ia mengatakan, dapat terjadi sejak usia remaja dan menyasar satu dari 2.000 populasi di seluruh dunia. Penyakit ini, bersifat bilateral atau mengenai dua sisi mata dan terjadi akibat pelemahan kolagen stroma yang menyebabkan penipisan.

Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan bentuk kornea yang sangat cekung. Untuk itu, terapi CXL pada pasien keratokonus, kata Rossida, dapat menstabilkan progresivitas penyakit secara signifikan.

"Pada tahap awal penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, apabila terjadi secara progresif kelainan rekraktif yang muncul seperti myopia atau astigmatisme, dapat mengganggu kualitas hidup pasien," ujarnya.

Sementara itu, pada penderita ulkus kornea, terapi peran CXL dapat menginaktivasi bakteri. Bahkan, juga mempercepat fase penyembuhan dan memperbaiki struktur kornea.

Pelatihan CXL ini diikuti oleh berbagai dokter spesialis mata dari berbagai rumah sakit di DIY dan juga perawat RS Mata Dr YAP Yogyakarta. Selain pelatihan, diperlihatkan juga proses tindakan CXL terhadap pasien kepada seluruh peserta dari ruang operasi yang dipimpin oleh dokter spesilis mata Subdivisi External Aye Disease RS Mata Dr YAP Yogyakarta, dr Suharjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement