REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Perusahaan pembuat daging vegetarian, Impossible Foods, mengaku tak lagi memasok bahan untuk McDonald's. Pasalnya, mereka sudah angkat tangan karena tak cukup memproduksi sehingga tak lagi bermitra.
Laman Reuters, Rabu (8/1), mengabarkan, Impossible Foods masih berharap banyak perusahaan lain yang percaya dengan produk mereka. Pihaknya tidak akan mengejar McDonald's yang masuk dalam skala perusahaan besar apabila belum sanggup meningkatkan produksi.
"Memiliki lebih banyak pelanggan besar sekarang tidak ada gunanya bagi kita sampai kita meningkatkan produksi," ujar CEO Impossible Foods, Pat Brown.
Brown mengungkapkan, pihaknya dan banyak pesaing lain memang tengah berlomba merangkul mitra di rantai dagang makanan cepat saji. Pasalnya, bisnis ini tergolong besar di Amerika Serikat (AS). Rata-rata, penduduk AS menghabiskan 3.500 dolar AS per orang untuk makanan siap saji.
Sebelumnya, Impossible Foods yang berbasis di Silicon Valley juga menggandeng Burger King. Keduanya menyajikan menu Impossible Whooper dengan daging berbahan dasar kedelai.
Saat ini, Impossible Foods mencoba mendongkrak produksi menjadi dua kaili lipat. Hal ini dilakukan untuk kembali memenangkan kesepakatan mitra bersam McDonald's.
"Saya berharap kami memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada yang kami lakukan sekarang karena permintaan tinggi," lanjut Brown.
Di sisi lain, pihak McDonald's sudah bertemu dengan perusahaan penyedia daging tiruan, Beyond Meat. Kesepakatan keduanya akan menghadirkan menu siap saji tak hanya di AS tetapi juga di seluruh dunia.
Sebelumnya, McDonald's memang memberikan tester untuk jenis burger baru yang menggunakan bahan dari Beyond Meat. Meski demikian, pihak McDonald's belum memberikan keterangan lebih detail terkait partner baru pemasok daging tiruan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
