REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim internasional mengidentifikasi bahwa senyawa kimia dalam krim dan kosmetik dapat menyebabkan ruam pada kulit. Para peneliti berasal dari Universitas Columbia, Universitas Cardiff, Universitas Monash, serta Brigham and Women's Hospital.
Selama ini, ilmuwan seluruh dunia belum menemukan alasan mengapa beberapa bahan kimia dapat memicu dermatitis kontak. Studi terbaru itu menemukan bahwa beberapa bahan kimia umum tersebut mengikat molekul yang disebut CD1a.
Pengikatan pada permukaan sel kekebalan kulit itu kemudian mengaktifkan sel T atau limfosit T, kelompok sel darah putih. Beberapa jenis sel T memiliki fungsi berbeda-beda, seperti produksi antibodi dan respons imun adaptif lain.
Bahan kimia tersebut termasuk balsam dari Peru dan farnesol, yang ditemukan dalam banyak produk perawatan pribadi, seperti krim kulit, pasta gigi, dan pewangi. Studi telah diterbitkan dalam jurnal Science Immunology.
Farnesol terbukti bersembunyi di dalam terowongan CD1a, menggeser lipid alaminya sehingga membuat permukaan CD1a terlihat oleh sel-sel T. Itu sebabnya tubuh menghasilkan reaksi kekebalan untuk melawan benda asing.
Karena itu, tim periset menyarankan cara baru untuk mengobati kondisi alergi alih-alih menggunakan krim. Ide baru yang ditawarkan adalah menghentikan reaksi alergi menggunakan lipid, kelompok molekul alami yang ang meliputi asam lemak dan turunannya.
Menurut penelitian, lipid berpotensi menekan risiko ruam atau kemunculan reaksi alergi lain. Pasalnya, lipid menciptakan penghalang fisik yang mencegah CD1a berinteraksi dengan sel T, dikutip dari laman Xinhua Net.