Ahad 05 Jan 2020 15:01 WIB

Lima Cara Perbaiki Kesehatan Jiwa di 2020

Selalu optimis selain bagus untuk kesehatan mental juga hindarkan penyakit jantung

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Selalu bersikap optimistis selain bagus untuk kesehatan mental juga menghindarkan seseorang dari penyakit jantung
Foto: independent.co.uk
Selalu bersikap optimistis selain bagus untuk kesehatan mental juga menghindarkan seseorang dari penyakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal 2020 sebaiknya juga dimulai dengan mental yang sehat dengan harapan agar sepanjang tahun juga diikuti dengan pikiran dan tindakan yang baik. Ada beberapa cara untuk membuat otak menghasilkan pikiran positif untuk membangun kesehatan mental.

Berikut lima cara mudah membangun kesehatan mental seperti dikutip CNN, Ahad (5/1).

1. Belajar optimis

Memandang sesuatu dari sisi positif baik bagi kesehatan mental. Sikap optimis memiliki kesempatan 35 persen untuk terhindar dari serangan jantung dan stroke.

Faktanya, sebuah riset yang dilakukan pada 2019 mendapat bahwa orang yang menajalani kehidupan secara positif dapat hidup hingga usia 85 tahun atau lebih. Optimistis atrinya juga percaya bahwa peluang dapat diciptakan agar peristiwa baik terjadi.

Ilmu pengetahuan menunjukan bahwa setiap orang dapat melatih orak agar lebih positif. Menurut meta-analisis studi menggunakan teknik "Kemungkinan Kemungkinan Terbaik" adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan optimisme.

Cara itu didasari pada latihan yang meminta untuk membayangkan diri di masa depan dimana semua masalah diselesaikan dan semua tujuan hidup tercapai. Penelitian mendapati bahwa orang yang melakukan latihan ini 15 menit dalam sepekan selama periode delapan pekan dapat menjadi lebih positif.

2. Menjadi relawan

Penelitian menunjukkan bahwa menempatkan kesejahteraan orang lain di atas diri sendiri tanpa mengharapkan imbalan apa pun dapat merangsang pusat penghargaan otak. Hal tersebut lantas membanjiri sistem kerja otak dengna menghasilkan semacam jiwa penolong yang tinggi.

Bahkan jika hanya sedikit waktu yang diluangkan untuk mengikuti kegiatan relawan. Namun tindakan itu telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan.

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang mengatakan mereka akan menyumbangkan uang untuk membantu anak yatim akan hidup lebih bahagia ketimbang sebaliknya. Selain itu, semakin banyak membantu maka akan semakin sedikit rasa sakit yang dirasakan.

3. Bersyukur

Mengacu pada ilmu pengetahuan, bersyukur dapat melindungi diri dari kecemasan dan depresi. Ungkapan terima kasih itu juga dapat semakin menumbuhkan sikap optimisme.

Salah satu cara terbaik untuk menjadikan rasa syukur sebagai bagian dari hidup adalah membuat jurnal harian. Sebelum tidur, catat setiap pengalaman positif sekecil apa pun yang didapat pada hari itu.

Mengungkapkan rasa syukur selama satu menit setiap pagi dan sore dapat meluas kepada orang lain. Hal tersebut juga dapat meningkatkan optimisme dan membentuk kesehatan mental yang lebih baik.

4. Perbesar lingkaran sosial

Psikolog Universitas Harvard Robert Waldinger mengatakan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial kuat dengan keluarga, teman dan komunitas akan hidup lebih bahagia. Dia melanjutkan, mereka juga memiliki kesehatan mental dan hidup lebih lama dibanding sebaliknya.

Bukti dari pernyataan itu ini datang dari Studi Harvard tentang Perkembangan Orang Dewasa. Mereka melacak 724 pria Boston selama lebih dari 75 tahun dan kemudian mulai mengikuti lebih dari 2.000 anak dan istri mereka.

5. Miliki tujuan hidup

Menemukan tujuan hidup berkontribusi besar bagi kesejahteraan dan kehidupan yang lebih lama. Para ahli juga percaya bahwa hal tersebut dapat membuat kehidupan seseorang lebih bahagia.

Psikolog Universitas Pennsylvania Martin Seligman mengatakan, tujuan akan datang dari menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Psikolog yang ikut mendirikan bidang psikologi positif itu melanjutkan, agama, keluarga dan tujuan sosial merupakan cara untuk meningkatkan makna dalam kehidupan.

Dia mengatakan, jika satu-satunya tujuan hidup adalah mencapai yang terbaik untuk diri sendiri maka hidup akan menjadi terlalu stres dan kesepian sehingga berujung pada kegagalan.

Sebaliknya, hidup untuk sesuatu yang lebih besar berpotensi menghilangkan sebagian tekanan dalam hidup itu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement