Kamis 02 Jan 2020 11:42 WIB

Sinema Animasi Riki Rhino Akan Dibuat Empat Seri

Seri pertama 'Riki Rhino' tayang Februari mendatang.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Rumah produksi Batavia Pictures merencanakan sinema animasi 'Riki Rhino' hadir dalam empat seri (Film Riki Rhino)
Foto: Youtube
Rumah produksi Batavia Pictures merencanakan sinema animasi 'Riki Rhino' hadir dalam empat seri (Film Riki Rhino)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Batavia Pictures merencanakan sinema animasi 'Riki Rhino' hadir dalam empat seri. Film pertama akan tayang di bioskop pada 27 Februari 2020, sementara produksi film kedua sudah mulai berlangsung.

"Film ini mengenalkan kekayaan alam yang kita punya. Kami akan membuat empat film karena perjalanan Riki masih panjang. Ada banyak pulau, taman nasional, dan satwa langka lain yang direncanakan untuk pengembangan ke depan," kata pencetus ide cerita, Jony Yuwono, belum lama ini di Jakarta.

Baca Juga

Jony menuturkan, Riki adalah badak sumatra muda yang kehilangan culanya setelah diambil oleh pemburu jahat bernama Mr Jak. Untuk mendapatkan kembali cula yang telah dicuri, Riki memulai petualangan seru bersama teman satwanya, Beni si bebek.

Sepanjang perjalanan, Riki menyelamatkan hewan-hewan lain. Karena kebaikan itu, Riki mendapat kekuatan magis yang membuatnya mampu melakukan keahlian hewan lain yang diselamatkan dalam waktu tertentu. Bisakah Riki mendapatkan culanya kembali?

Dalam cerita, perjalanan kisah Riki bermula dari taman nasional yang menjadi daerah asalnya. Petualangan itu terus berlanjut karena Riki akan bertandang ke sejumlah taman nasional lain. Jony mengatakan, tempat-tempat dalam film bukan imajinasi, melainkan sungguhan ada.

Latar lokasi tersebut tentunya berbasis di Indonesia, seperti Taman Nasional Way Kambas di Lampung, Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, dan Taman Nasional Batang Gadis di Sumatra Utara. Jony juga menjelaskan alasan film mengangkat badak sumatra alih-alih badak jawa.

Dua spesies badak di Indonesia, yakni badak jawa dan badak sumatra, memiliki perbedaan mencolok dari jumlah culanya. Badak jawa bercula satu, sedangkan badak sumatra bercula dua. Keduanya sama-sama terancam punah, tetapi kondisi badak sumatra lebih genting.

"Badak jawa tersisa 62 ekor, sementara badak sumatra kurang dari 100 ekor. Akan tetapi, penurunan jumlah badak sumatra setahun terakhir sangat drastis. Dari segi konservasi, badak sumatra lebih terancam karena habitat alaminya kurang terlindungi," kata Jony.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement