Selasa 31 Dec 2019 19:37 WIB

Tren Anak Derita Mata Minus Meningkat

Meningkatnya mata minus karena budaya penggunaan gadget yang berlebihan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak berkacamata
Foto: pexels
Anak berkacamata

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dokter Spesialis Mata RS Mata Dr YAP Yogyakarta, dr Erin Arsianti mengatakan, tren anak-anak menderita mata minus meningkat. Hal ini ia katakan saat melakukan penyuluhan kesehatan mata dalam Festival Republik 2019 di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Selasa (30/12).

Ia mengatakan, meningkatnya mata minus pada anak-anak dikarenakan budaya penggunaan gadget yang berlebihan saat ini. Terlebih, penggunaan gadget tersebut sudah tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.

Baca Juga

"Pada prinsipnya memang gadget itu terbukti di penelitian internasional mempercepat adanya minus. trennya anak-anak kecil itu dari umur tiga sampai empat tahun itu sudah menggunakan gadget," kata dr Erin.

Untuk itu, harus ada deteksi dini yang dilakukan. Hal ini untuk mencegah semakin terjadinya kerusakan mata terhadap anak-anak.

Selain deteksi dini, pencegahan yang dapat dilakukan yakni mengimbangi aktivitas dengan membiasakan untuk melihat jauh. Setidaknya, kata Erin, anak-anak harus dibiasakan melihat jauh selama dua jam per harinya.

"Kalau melarang penggunaan gadget tidak mungkin, tapi dibiasakan melihat jauh seperti tidak melihat gadget secara dekat, tidak membaca dan tidak menggambar terlalu dekat," ujarnya.

Ia pun mengapresiasi adanya pemeriksaan mata dan penyuluhan mata gratis yang digelar Republika ini. Menurutnya, hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait kesehatan mata.

"Dengan ini anak-anak dapat dimotivasi supaya hidup sehat, penglihatannya juga sehat dan tidak menambah ukuran minusnya," ujar Erin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement