Kamis 19 Dec 2019 13:42 WIB

Vegan Abaikan Asupan Vitamin B12? Ini Solusi dari Pakar

Para vegan biasanya mengonsumsi suplemen untuk mencukupi vitamin B12.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Memiliki pola makan vegan atau memakan sayuran tanpa hewan, tak selamanya baik untuk tubuh (Ilustrasi makanan vegan)
Foto: Flickr
Memiliki pola makan vegan atau memakan sayuran tanpa hewan, tak selamanya baik untuk tubuh (Ilustrasi makanan vegan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki pola makan vegan atau memakan sayuran tanpa hewan, tak selamanya baik untuk tubuh. Sayangnya, dengan makan makanan yang umumnya tinggi serat dan rendah kolesterol, beberapa nutrisi sulit didapat untuk tubuh, termasuk B12.

Biasanya, masyarakat vegan mengatakan, vitamin B12 tersedia dalam suplemen atau makanan yang diperkaya. Padahal, orang dewasa membutuhkan sekitar 1,5 mikrogram B12 sehari, dilansir di laman BBC, Kamis (19/12).

Baca Juga

B12 sebenarnya ditemukan dalam daging, ikan, telur dan produk susu. Namun, zat ini tidak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran atau biji-bijian. Oleh sebab itu, bagi mereka yang makan diet vegan disarankan untuk makan makanan yang diperkaya, seperti sereal, atau mengambil suplemen.

Kekurangan B12 , dapat menyebabkan kerusakan saraf. Hal itu cenderung memakan waktu tiga atau empat tahun untuk menyebabkan gejala, yang biasanya pertama kali muncul sebagai pin dan jarum di tangan atau kaki.

Beberapa ilmuwan mengemukakan kekhawatiran mereka akan orang-orang yang memiliki pla makan vegan, menganggap kekurangan B12 adalah sebuah mitos. Seorang profesor epidemiologi dan wakil direktur unit Epidemiologi Kanker di Universitas Oxford, Tim Key yang merupakan seorang vegan selama bertahun-tahun yang mengonsumsi suplemen B12 sendiri.

"Jika orang menjadi vegan karena itu, dan jangan pernah repot membaca tentang apa yang perlu Anda makan sebagai seorang vegan, saya akan khawatir mereka tidak akan tahu tentang B12,” tutur dia.

Sementara, profesor emeritus nutrisi dan dietetika di King's College London, Tom Sanders mengatakan dari semua mikronutrien, B12 adalah yang paling dikhawatirkan. “Saya khawatir banyak orang berpikir bahwa kekurangan B12 adalah mitos,” jelas Sanders.

Dia menyoroti kasus ibu menyusui yang memiliki defisiensi B12. Anaknya menderita neuropati, yang mengarah ke kerusakan jangka panjang.

"Ini adalah sesuatu yang dapat dengan mudah dihindari, dan yang membuat saya khawatir adalah banyak orang baru yang menjadi vegan tidak menyadari perlunya menggabungkan sumber protein nabati. Dan mereka tidak menyadari perlunya memastikan mereka memiliki kadar B12 yang memadai,” kata dia.

Salah satu penelitian di Inggris dan satu penelitian lagi di AS yang mencakup sekitar 10 ribu orang, mengemukakan mengenai dampak kesehatan dari pola makan vegan. Sejauh ini, bukti menunjukkan orang yang vegan lebih kecil kemungkinannya untuk kelebihan berat badan, dan berisiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Akan tetapi mereka tampaknya memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan peningkatan risiko stroke hemoragik.

“Apakah Anda vegan atau tidak, perencanaan nutrisi sangat penting untuk semua orang. Menjadi vegan adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang nutrisi, termasuk bagaimana menyeimbangkan kelompok makanan, dan peran makanan dan suplemen yang diperkaya,” kata ahli gizi di Vegan Society, Heather Russell.

Sebagai contoh, lanjut dia, vegan mendapatkan vitamin B12 dari makanan yang diperkaya atau suplemen. Penganut pola makan vegan juga wajib membaca panduan yang tersedia di situs Masyarakat Vegan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement