REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dipaksa untuk meminta maaf merupakan perintah umum yang sering anak Anda dengar di rumah, sekolah, atau bahkan tempat pengasuhan. Setelah terjadi perselisihan, Anda mungkin dengan mudah berkata kepada anak,’’Ayo minta maaf”.
Konselor dan pendidik klinis Deborah MacNamabara mempertanyakan, apakah anak-anak yang dipaksa meminta maaf itu akan benar-benar merasakan empati di saat yang bersamaan. “Anda mungkin mencoba mendorong anak-anak Anda untuk peduli dengan cara tersebut, sehingga menunjukkan kebohongan yang tak disengaja,” kata MacNamara, dilansir dari globalnews.ca, Jumat.
MacNamara memastikan, dengan memaksa anak untuk mengatakan maaf, tidak akan membuat anak tersebut menjadi peduli, dewasa secara emosional, atau memiliki rasa empati. Hal itu justru akan membuat anak menjadi kurang empati dan tidak tulus.
“Dengan kata lain, paksaan tersebut hanya fokus untuk mengedepankan sopan santun tanpa mengusung aspek kepedulian terhadap temannnya,” jelas MacNamara. "Kepedulian untuk tidak melakukannya lagi, kepedulian terhadap orang lain, kepedulian untuk memperbaikinya.’’
MacNamara prihatin dengan meningkatnya tingkat agresi, intimidasi, kecemasan dan depresi di antara anak-anak dan remaja. Dia mengatakan masalah kesehatan mental ini dapat dikaitkan dengan satu hal, yaitu kurangnya kepedulian dari orang tua.
Alih-alih memaksakan anak segera meminta maaf, MacNamara menyarankan orang tua untuk menunggu sampai anak Anda benar-benar siap. "Jika anak tidak mau segera meminta maaf, maka bersabarlah Anda. Anda akan segera melihat, terutama anak-anak usia prasekolah, bahwa anak-anak akan cepat kembali ke rasa peduli mereka untuk meminta maaf,’’ kata MacNamara.
MacNamara mendorong orang tua untuk terbuka pada gagasan bahwa permintaan maaf bisa datang dalam bentuk yang berbeda, seperti pelukan atau tindakan kebaikan. Jadi, tidak perlu memaksakan anak untuk berkata maaf.
Anak bisa meminta maaf lewat cara apapun tanpa harus lewat ucapan kata maaf. "Bukankah cara tersebut akan lebih terasa tulus jika permintaan maaf datang dari lubuk hati. Itu yang nantinya membuat anak lebih matang secara emosional dalam jangka panjang,’’ kata MacNamara yang mengulas soal ‘meminta maaf’ dalam buku terbarunya The Sorry Plane. Bukunya terinspirasi oleh dua putrinya ketika mereka berusia pra-sekolah.