Kamis 12 Dec 2019 10:33 WIB

Pola Makan yang Manjur Cegah Diabetes

Agar terhindar dari diabetes, masyarakat perlu menjalankan pola makan sehat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Junk food. Pola makan sehat perlu diterapkan agar terhindar dari diabetes.
Foto: Greatist
Junk food. Pola makan sehat perlu diterapkan agar terhindar dari diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, karbohidrat masih menjadi porsi terbesar dalam menu makanan sehari-hari. Karbohidrat memang merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh, namun asupan karbohidrat yang terlalu banyak bisa memicu peningkatan risiko penyakit serius, seperti diabetes.

Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan NAPZA Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Endang Sri Wahyuningsih mengatakan, konsumsi karbohidrat yang berlebih bisa berpengaruh pada naiknya kadar gula darah. Dia pun mengimbau, agar masyarakat mulai mengubah gaya hidup pola konsumsi makanan menjadi lebih sehat dan konsumsi seimbang.

 

“Kalau di kita kan, sarapan makan nasi uduk, siangnya jajan gorengan, makan siangnya nasi padang, sore jajan boba, makan malam nasi juga. Terlalu banyak karbohidrat yang dikonsumsi,” kata Endang dalam sebuah diskusi tentang diabetes di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

 

Endang menjelaskan, porsi makan yang baik untuk mencegah diabetes adalah nasi seperempat porsi, sayur setengah porsi, dan ikan atau lauk pauk seperempat porsi. Selain itu, dia juga menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari dan kurangi penggunaan gula, garam, dan lemak ,serta hindari makanan olahan yang mengandung banyak gula dan garam.

 

“Edukasi kepada masyarakat masih perlu kita gencarkan. Karena jika kebiasaan pola makan masyarakat tidak diubah, prevalensi penderita diabetes bisa terus naik setiap tahunnya,” kata Endang.

 

Saat ini saja, menurut Endnag, di DKI Jakarta hampir 260 ribu orang sudah terdiagnosis diabetes mellitus. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah DKI juga telah melakukan beberapa program khusus, seperti kerja sama lintas sektor dan melakukan kegiatan skrining faktor risiko penyakit tak menular bagi masyarakat yang sudah berusia 15 tahun ke atas.

 

Skrining dilakukan dengan mengecek ukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, tensi darah, dan gula darah. Tidak kalah penting, semua masyarakat juga diimbau untuk selalu bergerak aktif dan melakukan aktivitas fisik olahraga. Sebab dengan rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, itu bisa menurunkan kadar gula dalam tubuh.

 

“Karena di era sekarang itu, masyarakat kok rasanya banyak yang malas bergerak. Pesan makan di ojek online harus diantar sampai ruangan, nggak mau gerak ke luar. Pejalan kaki juga banyak yang memilih nyebrang daripada jalan kaki pakai JPO, padahal kan JPO itu dibuat agar masyarakatnya bergerak aktif juga,” kata Endang.

 

Baca Juga

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement