Kamis 05 Dec 2019 02:15 WIB

Bukan Penakut, Tanta Ginting Tetap Enggan Main Film Horor

Mengaku bukan penakut, Tanta Ginting tetap merasa enggan main film horor.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Tanta Ginting. Mengaku bukan penakut, Tanta Ginting tetap merasa enggan main film horor.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Tanta Ginting. Mengaku bukan penakut, Tanta Ginting tetap merasa enggan main film horor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 2013 hingga sekarang, aktor Tanta Ginting sudah menjajal banyak peran di film berbagai genre. Pemeran tokoh Sutan Sjahrir dalam sinema Soekarno itu mengaku terbuka pada genre apa saja, kecuali horor.

Menurut Tanta, berakting di film horor lebih melelahkan. "Lebih suka thriller, action, darah-darahan, itu malah demen. Gue nggak ada takut-takutnya, berani, asal bukan film horor," kata pria 38 tahun itu.

Baca Juga

Tanta paling banyak terlibat dalam film bergenre drama, sejarah, dan komedi. Sinema laga pertamanya adalah 3: Alif Lam Mim yang dirilis Oktober 2015. Perannya sebagai tokoh bernama Tamtama mendapat nominasi pemeran pendukung pria terbaik di Piala Citra.

Tahun ini, Tanta terlibat dalam Police Evo, sinema laga kolaborasi Indonesia dan Malaysia yang tayang pada April silam. Tanta memerankan Riky Kumolo, beradu akting dengan Raline Shah, Mike Lucock, serta para pemeran asal Malaysia.

Film terbarunya pun mengusung genre laga dan drama, yakni Darah Daging yang bakal rilis 5 Desember mendatang. Tanta memerankan tokoh bernama Borne, dengan cukup banyak aksi laga dan adegan menggunakan senjata tanpa pemeran pengganti.

Dalam trailer film, ada salah satu adegan menarik di mana Tanta menembak ke segala penjuru sambil menggendong gadis kecil yang ketakutan. Usai pengambilan gambar untuk adegan itu, Tanta mengaku tangan kirinya langsung kram.

Menurut Tanta, kombinasi drama dan laga menjadi perpaduan yang menarik. Sinema arahan sutradara Sarjono Sutrisno yang biasa disapa Stro itu menceritakan tiga bersaudara yang melakukan perampokan bank untuk menyelamatkan jiwa ibu mereka.

"Kalau laga biasa berantem-berantem gitu, tapi ini dijelasin kenapa, dan ada drama di tiap adegan. Bagaimana sosok ibu mencintai anak-anaknya, kenapa mereka harus melakukan perampokan, kita lihat aja nanti," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement