Jumat 29 Nov 2019 10:13 WIB

Biji Chia untuk Bayi, Perlukah?

Konsumsi biji chia boleh-boleh saja jika pencernaan bayi sudah siap.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Biji chia
Foto: flickr
Biji chia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan untuk bayi tidak melulu semuanya disamakan seperti orang dewasa. Tren menambahkan chia seeds atau biji chia pada menu makanan pendamping ASI (MP ASI) juga terkadang menimbulkan pro dan kontra. Salah satu alasannya karena bayi justru lebih membutuhkan banyak lemak dibanding biji chia yang kaya serat.

Tetapi menurut Spesialis gizi klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK, jika berbicara perlu dan tidaknya biji chia untuk bayi ia memandangnya tidak mutlak. Sebenarnya konsumsi biji chia boleh-boleh saja jika pencernaan bayi sudah siap.

Baca Juga

"Yang penting anak mendapat serat juga. Sebetulnya awal MPASI tidak ada panduan khusus karena yang kita kejar belajar makan dulu," kata Juwalita di Jakarta.

Pada tahap awal MPAASI atau usia enam bulan, lebih baik memilih makanan yang mudah dicerna terlebih dulu. Baru di usia delapan bulanan, bisa dicoba diberikan puding yang ditambahkan biji chia, misalnya.

Jika orang dewasa membutuhkan asupan 25-30 gram serat dalam satu hari di mana ada pada buah dan sayuran, lain halnya dengan bayi yang harus pelan-pelan mendapatkannya. Jadi tidak ada target berapa gram di awal pengenalan proses makan untuk bayi.

Sedangkan jika bicara efek samping dari konsumsi biji chia seeds juga sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya, jika dikonsumsi terlalu banyak bisa menimbulkan kembung.

Saat biji chia bertemu air, maka akan berbentuk seperti gel. Sama halnya saat masuk saluran cerna dan lambung, biji chia juga membentuk gel sehingga apabila kebanyakan akan membuat kembung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement