Senin 25 Nov 2019 15:08 WIB

Mengapa Manusia Bisa Merinding?

Menurut penelitian, manusia bisa merinding karena refleks pilomotor.

Rep: Umi Soliha/ Red: Indira Rezkisari
Merinding pada manusia terjadi karena beragam faktor.
Foto: Wikimedia
Merinding pada manusia terjadi karena beragam faktor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mungkin sudah memperhatikan, ketika merasa kedinginan, ketakutan atau ketika terlalu bersemangat, Anda mendapati tonjolan kecil dan rambut berdiri di kulit. Benjolan ini terlihat mirip dengan kulit unggas setelah dicabut bulunya.

Kondisi tersebut disebut merinding dan kemungkinan besar terjadi pada lengan bawah Anda. Piloerection, cutis anserina, dan horripilation adalah istilah medis untuk merinding.

Baca Juga

Mrinding terjadi ketika Anda mengalami perasaan takut, bahagia, sedih, dan gairah seksual yang ekstrem. Hal ini dapat terjadi pada saat aktivitas fisik atau mungkin muncul tanpa alasan sama sekali.

Menurut sebuah penelitian, merinding terjadi karena refleks pilomotor. Refleks seperti takut membuat otak akan mengaktifkan mode siap siaga terhadap ancaman.

Tidak hanya manusia, tetapi hewan juga merinding ketika mengalami hal serupa dan hal ini biasa terjadi pada anjing, monyet, dan landak.

Apa yang terjadi pada tubuh ketika Anda merinding?

Merinding disebabkan oleh Otot-otot kecil di bawah folikel, yang disebut arrector pili. Setiap kali otot tersebut menegang, rambut-rambut pada kulit akan tertarik tegak. Saat Anda mulai tenang merinding akan menghilang perlahan.

Ada beberapa faktor dan emosi yang menyebabkan Anda merinding, di antaranya:

Merinding yang disebabkan oleh dingin

Ketika tubuh terasa dingin atau jika menggigil, otot-otot kecil yang terletak di ujung folikel rambut berkontraksi, menyebabkan rambut berdiri. Otak kemudian memberi tahu tubuh bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menghangatkan tubuh.

Merinding yang disebabkan oleh emosi yang kuat

Ketika Anda mengalami emosi yang intens seperti kesedihan, ketakutan, kegembiraan atau hasrat seksual, tubuh cenderung merespons dengan dua cara berbeda. Pertama, ada peningkatan aktivitas listrik di otot tepat di bawah kulit dan kedua, pernapasan Anda menjadi berat.

Dua respons ini memicu merinding. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa melihat rangsangan sosial seperti melihat film emosional lebih terkait erat dengan merinding daripada hanya mendengar sesuatu yang emosional.

Merinding yang disebabkan oleh kondisi medis lainnya

Dalam kebanyakan kasus, merinding hanya bersifat sementara dan hilang dalam beberapa detik. Namun, merinding bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius juga, seperti kondisi sebagai berikut, dihimpun dari Boldsky.

Keratosis pilaris

Ini adalah kondisi kulit umum yang terjadi ketika kulit Anda membuat keratin berlebih, protein yang melindungi kulit dari infeksi. Ketika keratin membentuk sumbat bersisik, ia menyumbat folikel rambut Anda, sehingga meninggalkan benjolan kecil di kulit.

Epilepsi lobus temporal

Ini adalah gangguan otak kronis yang menyebabkan perubahan aktivitas sel otak, yang menyebabkan kejang. Gejala dari kondisi ini adalah merinding, kebahagiaan ekstrem, sensasi yang meningkat di perut, deja vu dan kecemasan yang berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Autonom dysreflexia

Ini adalah suatu kondisi di mana sistem saraf tidak sadar bereaksi berlebihan terhadap rangsangan eksternal. Tanda-tandanya berkeringat, terasa dingin, dan merinding.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement