Ahad 16 Sep 2018 06:31 WIB

Merinding Dengarkan Musik Tunjukkan Kepribadian Positif

Mereka yang mengalami merinding lebih mungkin untuk membina hubungan yang lebih kuat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Israr Itah
Kulit merinding (ilustrasi).
Foto: ist
Kulit merinding (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah menonton pertunjukan musik langsung yang begitu menyentuh sehingga bulu di kulit terasa berdiri? Kondisi itu sering disebut merinding dan ternyata itu tanda yang baik.

Merinding sering kali muncul kalau bertemu atau terasa hal-hal mistis di sekitar. Namun, nyatanya merinding sering juga muncul saat kondisi yang membuat tubuh tersentuh atau terguncang.

Kondisi merinding bukan karena hal mistis ini bisa menjadi pertanda seseorang itu menjalani kehidupan yang berprestasi, sehat, dan bahagia. Pernyataan itu bukan hanya omong kosong. Sebuah penelitian dilakukan di festival musik Reading dan Leeds untuk mengeksplorasi apakah merinding dapat berkorelasi dengan keadaan kesehatan dan kepribadian seseorang.

Tim peneliti menemukan mereka yang mengalami merinding lebih mungkin untuk membina hubungan yang lebih kuat dengan orang lain. Orang itu pun bisa mencapai prestasi akademis ke tingkat lebih tinggi sepanjang hidup dan berada dalam kesehatan yang lebih baik daripada mereka yang tidak mengalami rasa merinding.

Studi Barclaycard, yang dipimpin oleh peneliti Harvard University Matthew Sachs dan profesor Universitas Oxford Robin Murphy, menilai tanggapan dari 100 orang yang menonton pertunjukan musik langsung sambil mengenakan perangkat pemantauan. Mereka menganalisis tanggapan fisiologis peserta terhadap musik, sementara juga melakukan serangkaian tes psikometri untuk menentukan penilaian diri pada orang yang mengalami momen merinding.

Studi ini menyimpulkan bahwa 55 persen orang Inggris kemungkinan akan merinding ketika menonton pertunjukan langsung, dengan kondisi merinding kemungkinan terjadi pada menit pertama. Kemudian, perempuan lebih cenderung menunjukkan respons emosional terhadap musik langsung, dengan 55 persen dari peserta perempuan mengalami merinding dibandingkan dengan 46 persen laki-laki.

Menurut temuan peneliti, mereka yang merinding setidaknya sekali selama festival lebih cenderung menggambarkan diri mereka sebagai sosok yang berempati dan menyenangkan dalam hubungan. Selanjutnya, orang-orang yang menyadari buulu kuduk berdiri juga lebih mungkin untuk menyatakan berada dalam suasana hati yang positif dan kesejahteraan fisik secara keseluruhan dalam kondisi prima.

Sebanyak 66 persen dari mereka yang merinding selama pertunjukan musik langsung mengatakan berada dalam suasana hati yang lebih positif. Sedangkan sebanyak 46 persen orang yang tidak merinding merasakan suasana yang kurang baik.

Peneliti di Oxford University Robin Murphy menjelaskan, penelitian ini memberi kesempatan bagi tim peneliti untuk mengeksplorasi fenomena merinding secara terperinci. Hasil tersebut merupakan penelitian pertama yang bisa menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang berbeda.

"Bukti juga menunjukkan menjadi benar-benar terhubung dengan hiburan langsung dan merinding berdampak pada perasaan kita secara keseluruhan tentang perasaan dan suasana hati," ujar Murphy, dikutip dari Independent, Ahad (16/9).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement