Sabtu 23 Nov 2019 11:43 WIB

Puisi “Bukit Kapur” Raih Penghargaan Litera 2019

Kategori cerpen dimenangkan oleh "Reruntuhan Ketujuh".

Bincang sastra dalam rangka acara Penghargaan Litera 2019.
Foto: Dok Litera
Bincang sastra dalam rangka acara Penghargaan Litera 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL  -- Puisi berjudul “Bukit Kapur” karya Deni Puja Pranata (Sumenep, Madura) dan cerpen berjudul ”Reruntuhan Ketujuh” karya Afryantho Keyn (Flores, NTT) meraih Penghargaan Litera 2019. Penghargaan diserahkan oleh Pemimpin Redaksi Portal Sastra Letera,  Ahmadun Yosi Herfanda pada puncak acara di Resto Kampung Anggrek, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Ahad (17/11) sore.

Pemenang mendapatkan sejumlah uang tunai, trofi, dan buku. Selain puisi dan cerpen terbaik, dewan juri yang terdiri dari Ahmadun, Mustafa Ismail, dan Mahrus Prihani juga memilih 14 puisi dan delapan cerpen nomine. Mereka antara lain Eddy Pranata PNP, Pilo Poly, Humam S. Chudori, dan Tjahjono Widarmanto. 

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh portal sastra litera.co.id  itu terselenggara atas dukungan Djarum Foundation. Acara puncak dimeriahkan talk show bertajuk Sastra Pasca Koran dengan pembicara  Putu Fajar Arcana (redaktur budaya Harian Kompas) dan Iwan Kurniawan (redaktur budaya Koran Tempo). Talkshow  dimoderatori Mustafa Ismail yang juga seorang redaktur budaya di Koran Tempo. 

Puisi dan cerpen itu dipilih dari karya-karya yang dimuat di portal sastra Litera selama setahun , sebagai apresiasi terhadap penulis yang mempublikasikan karya di internet. Menurut  Ahmadun, ada kemungkinan sastra koran akan mati, dan karya sastra yamg selama ini akrab dengan surat kabar akan bermigrasi ke internet.

“Selama ini blog-blog karya sastra hampir  tak memberlakukan seleksi. Karena itu, Litera membudayakan seleksi atas karya-karya dimuat,” katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/11).

Pada talk show  kedua pembicara secara panjang lebar mengupas sastra pasca koran atau satra digital. Munurut  Putu, satra digital atau sastra internet, dilihat dari bentuknya, nyaris tak ada bedanya dengan sastra koran.  “Jadi, yang ada hanya alih wahana saja, dari surat kabar ke internet. Tak   ada revolusi bentuk,” katanya. 

Iwan melihat banyak penulis muda yang memulai karir menulisnya di media daring. Mereka menulis di blog-blog mulai 1990-an. Aktivitas main-main itu kemudian disebut sastra siber, yakni aktivitas sastra yang memanfaatkan internet. Sastra siber ini dianggap sebagai perlawanan terhadap hegemoni sastra koran, yang diduga selalu memuat nama besar.

Kini aksi perlawan itu makin kuat dengan makin banyaknya pemain sastra siber.   “Ada pula situs umum yang ikut berperan, seperti Sastrasia.com, Jendela Sastra, dan Litera.co.id  yang  didirikan oleh Ahmadun,” katanya.          

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Willy Ana, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ahmadun selaku pimpinan portal sastra ini. Dalam sambutannya Ahmadun yang sering disapa AYH mengucapkan rasa terima kasihnya atas partisipasi para sastrawan terhadap portal ini. AYH juga mengungkapkan harapannya agar portal sastra Litera bisa menjadi media alternatif bagi para sastrawan di tanah air.

photo
Peluncuran buku antologi puisi dan cerpen pilihan Litera yang berjudul "Reruntuhan di Bukit Kapur".

Setelah pengumuman acara kemudian ditandai dengan peluncuran buku antologi puisi dan cerpen pilihan Litera yang berjudul Reruntuhan di Bukit Kapur. Pemandu acara Mahrus Prihany dan Julieta Sabila meminta para hadirin untuk maju ke depan menerima buku antologi tersebut. Hadir beberapa sastrawan seperti Hasan Aspahani, Uki Bayu Sedjati, MH Zaelani Tammaka, Hadi Sastra, Doni, Iman Sembada, Humam S. Chudori, Atik Bintoro, Ari Siswana, Encep Abdullah, Kusen PhD, Nana Sastrawan, dan Nurdin, yang ikut meramaikan talk show. 

 

Nomine Anugrah Sastra Litera 2019

Kategori Puisi 

  1. Belajar Menanam Padi (Budi Setiawan)
  2. Sebuah Kota yang Kehilangan Manusia (Budi Setiawan)
  3. Rigen (Budi Setiawan)
  4. Aksara yang Memanjat Ayat (Deni Puja Pranata)
  5. Bukit Kapur (Deni Puja Pranata)
  6. Segalanya Telah Menjadi Asing (Eddy Pranata PNP)
  7. Lilin yang Menyala (Eddy Pranata PNP)
  8. Bukan Pulang (Gustu Sasih)
  9. Dari Tengah Bentrok Tafsir (Gustu Sasih)
  10. Di Stasiun Kediri (Laras Sekar Seruni)
  11. Di Halmahera Hujan Turun Berkejaran (Nuriman N Bayan)
  12. Rohingya (Pilo Poly)
  13. Mei di Pertengahan Lorong (Pilo Poly)
  14. Harga untuk Siang (Surya Gemilang)

Kategori Cerpen

  1. Reruntuhan Ketujuh (Afryantho Keyn)
  2. Kemarau (Arian Pangestu)
  3. Sorban (Humam S Chudori)
  4. Dari Ceruk Cangkir ke Lekuk Bibir (Iman Sembada)
  5. Ibu yang Tertinggal di Balik Karangan (Kevin Alfiarizky)
  6. Rahasia yang Tersimpan dalam Benda-benda Dibawa oleh Angin (Lamia Putri Damayanti)
  7. Jalan Buntu (Ruly R)
  8. Patung (Tjahjono Widarmanto)

Kategori Terbaik dan Pemenang Anugrah Sastra Litera

Bukit Kapur karya Deni Puja Pranata (puisi terbaik)

Reruntuhan Ketujuh karya Afryantho Keyn (cerpen terbaik)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement