REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan sehat ternyata tak hanya baik untuk tumbuh kembang seorang anak. Makanan sehat berupa sayuran, buah, kacang dan biji-bijian ternyata bisa mempengaruhi suasana hati seorang anak.
Hal ini berdasarkan penelitian baru-baru ini dimana ada hubungan antara pola makan masa anak-anak dan masalah mental yang buruk. Peneliti dari Food and Mood Center di Australia, Profesor Felice Jacka, melakukan penelitian terhadap 3.040 remaja dan menemukan korelasi tersebut
"Mengingat temuan ini, perhatian harus diberikan untuk mempromosikan makan sehat, serta melibatkan orang tua dalam mendukung remaja untuk mempertahankan nutrisi yang baik selama tahap kehidupan yang sulit," kata Profesor Jacka seperti dilansir dailymail, Senin (18/11).
Namun demikian, dia menambahkan bahwa ada kabar baik dalam penelitian itu. Di mana remaja yang dietnya meningkat, dapat melihat perubahan positif dalam kesehatan mental yang dialami.
Lebih lanjut, penelitian itu menjelaskan, beberapa anak berusia enam tahun menunjukkan tanda gangguan kecemasan. Dan pada usia 13 tahun, suasana hati dengan depresi rendah mulai dialami.
Hal itu terjadi karena, otak yang sedang berkembang sangat rentan terhadap efek merusak dari pola makan yang buruk, dan menyebabkan gangguan fungsi kognitif serta impulsif. Bahkan, pada masa remaja dan dewasa awal, hal ini dapat berkembang menjadi penyakit mental.
Lebih lanjut, anak-anak yang kerap kali makan makanan manis dan daging merah, cenderung berprilaku lebih agresif. Di mana hal tersebut dilakukan untuk menginternalisasi kecemasan yang ada.
Oleh sebab itu, dalam penelitian yang dilakukan, diet makanan olahan sangat disarankan. Sebab, makanan yang mengandung gula dan tepung mengandung sedikit nutrisi untuk mendukung otak agar berfungsi sehat.
Sehingga, dalam prosesnya, anak-anak yang mengkonsumsi sayuran bergizi tinggi, buah-buahan mentah, kacang hingga biji-bijian lainnya, cenderung menunjukkan lebih sedikit gejala cemas ataupun suasana hati yang buruk.
Namun sayangnya, diketahui bahwa di Inggris terjadi peningkatan konsumsi makanan cepat saji. Di mana anak-anak berusia lima tahun, cenderung mengkonsumsi kadar gula yang sangat tinggi dalam setahun
“Pertimbangkan anak yang menolak buah dan sayuran, alih-alih hidup dengan diet terbatas makanan putih seperti roti, nasi, pasta. Mereka mungkin tidak makan banyak makanan olahan, tetapi mereka tentu saja tidak mendapatkan nutrisi, serat dan lemak penting yang mereka butuhkan untuk menumbuhkan otak yang sehat,” kata dia.