Jumat 15 Nov 2019 17:09 WIB

Wowteg, Warteg Modern dengan Sistem Dapur Sentral

Setiap menu di jaringan Wowteg akan berkualitas setara karena dapur sentral.

Rep: MG03/ Red: Indira Rezkisari
Chief Executive Officer Sour Sally Group, Donny Pramono.
Foto: MGO3
Chief Executive Officer Sour Sally Group, Donny Pramono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makan di warteg bagi sebagian orang sudah menjadi kebiasaan. Tapi ada sebagian lagi yang enggan makannya di warteg karena beragam alasan.

Chief Executive Officer Sour Sally Group, Donny Pramono, baru saja meluncurkan merek baru Wowteg. Wowteg merupakan merek keempat dari Sour Sally Group (SSG) yang fokus di bisnis warteg.

Baca Juga

Donny mengatakan, berdasarkan riset ada sekitar 34.725 warteg yang tersebar di Jabodetabek. Data ini menjadi rujukan bahwa peminat warteg cukup banyak.

Perkembangan warteg menurut Donny dari segi presentasi telah berkembang sejak 50 tahun lalu. Tapi masih banyak orang yang mengeluh bahkan enggan makan di warteg.

Donny mengatakan, alasannya beragam. Mulai dari kotor, ada hewan berkeliaran di di warteg, dan lainnya.

“Banyak yang tidak makan warteg, bukan karena mereka tidak suka makanan warteg. Tapi mereka takut akan hal-hal seperti tidak bersih, kurang jelas produknya dari mana, atau mungkin saat makan kurang nyaman, mungkin ada binatang-binatang, ada kucing atau apa, cara penyimpanan makanannya juga kurang jelas dan tidak terstandar,” ucap Donny.

Melalui Wowteg nantinya makanan ala warteg bisa lebih terstandardisasi. Wowteg juga telah menerima sertifikasi dari Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Sertifikasi HACCP memberi jaminan mutu dan meminimalisir risiko pangan.

Dapur sentral menjadi salah satu solusi yang ditawarkan di Wowteg. Nantinya makanan di jaringan Wowteg akan berasal dari dapur sentral.

“Untuk orang yang menjalankan bisnis ini, mereka tidak perlu kuatir menjalankan operasional. Karena di Wowteg itu proses masak memasak hampir tidak ada. Jadi 80 persen makanannya akan datang dari dapur sentral. Semua sudah dimasak, di Wowteg hanya perlu dipanaskan dan disajikan,” jelas Donny.

Dapur sentral Wowteg didukung sejumlah vendor di Jabodetabek. Staf Wowteg, Ryan G, mengatakan nantinya dapur sentral minimal ada satu di tiap kota. Saat ini baru ada dapur sentral di Jabodetabek. Tahun depan Wowteg ditargetkan merambah kota lain, seperti Bandung.

isiko Bila Sunat Dilakukan oleh Bukan Ahlinya (untuk mba kiki)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Saat ini banyak beredar kasus gagal sunat. Entah bagian penis anak terpotong atau masalah lainnya. Hal ini terjadi lantaran sunat dilakukan oleh bukan ahlinya.

Dr Hengki Prabowo Irianto SpB dari Rumah Sunat dr Mahdian mengungkapkan tahun 2006, ia pernah mendapat kasus pasien dengan luka setelah penyunatan. Padahal yang melakukan sunat adalah seorang klinisi senior. Sang operator sunat ini memakai electro cauter. "Karena faktor lelah atau usia, jepitan tidak presisi, akhirnya kepotong kepalanya," ungkapnya

Kasus seperti ini, lanjutnya, tidak hanya satu, tapi banyak terjadi di tengah masyarakat. Hanya saja yang lapor sedikit, seperti fenomena gunung es.

Selain itu, kasus gagal sunat lain yang terjadi di lapangan adalah operator atau tenaga medis tidak tahu anatomi atau komplikasi anatomi. Mereka tidak membuka kepala penis sampai batas leher penis atau ada anak dengan bentuk penis melengkung namun langsung di sunat.

"Penis melengkung enggak bisa lurus, enggak bisa langsung sunat, harus revisi anatomi. Tidak banyak orang tahu minimal dokter umum. Biasanya langsung sunat padahal harus di revisi dulu," tambahnya

Selain itu, kegagalan sunat lainnya juga bida terjadi karena pencahayaan kurang, sunat dikerjakan di tempat semestinya. "Hal ini bisa menyebabkan cedera kepala. Bisa cedera saluran uretra, kena senggol anak cedera," ujarnya.

Dr Encep Wahyudan dari Rumah Sunat dr Mahdian menambahkan kasus gagal sunat biasanya ada pada estetika di akhir sunat. Operator sunat kurang teliti pengambilan kulup terlalu banyak atau kurang.

"Idealnya bagus kepala diluar walaupun tidak ereksi. Pasien ada yang bermasalah karena kepala penis anaknya masih ada kulit. Kalau ereksi keluar semua  kulit masih ada sisa diatas leher. Mereka bisanya menggunakan electric cauter atau manual," ujarnya.

Masalah lain bisa karena menggunakan laser sementara anak banyak gerak, sehingga hasilnya tidak sesuai. Bisa juga karena pencahayaan kurang karena melihat posisi pemotongan tidak bagus.

Ada juga kasus pendarahan setelah sunat dengan metode sunat konvensional dan laser. Ini karena manual konvensional di jahit, namun ada pembuluh darah tidak terjahit bagian tidak terjhait, kemudian sampai rumah berdarah. Kasus lain karena mengunakan metode laser kemudian terjadi luka bakar, harusnya dijahit lagi. Tapi tidak ada jahitan sehingga  hasilnya tidak bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement