Kamis 14 Nov 2019 12:59 WIB

Penggemar Kopi di Swiss Bisa Bernapas Lega

Penggemar kopi di Swiss tidak akan perlu ketakutan kekurangan kopi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Kopi
Foto: Republika/Wihdan
Kopi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaprotes publik, pemerintah Swiss mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali aturan menjaga persediaan kopi. Sebelumnya pada April 2019, aturan tersebut telah dihapus karena komoditas ini dianggap bukan lagi kebutuhan pokok.

Sistem cadangan darurat ini ditetapkan antara Perang Dunia I dan Ii. Aturan pencadangan itu untuk menjaga potensi kekurangan bahan pokok jika terjadi perang, wabah atau bencana alam.

Baca Juga

Selama ini Swiss mengumpulkan 15.300 ton kopi sebagai cadangan negara untuk tiga bulan. Selain kopi, komoditas lain seperti gula, beras, minyak juga menjadi komoditas yang harus dijaga persediaannya.

Juru Bicara Kementerian Ekonomi Swiss Irene Harnischberg mengatakan, keputusan apakah aturan pencadangan komoditas kopi akan diberlakukan kembali atau tidak akan diputuskan tahun depan.

"Belum ada keputusan pasti yang dibuat. Saat ini evaluasi masih berlangsung, kemungkinan keputusan pasti akan diumumkan awal tahun depan," kata Irene dilansir Bloomberg, Kamis (14/11).

Sebuah jajak pendapat di Twitter yang dibuat oleh perusahaan kopi Delica, menunjukkan dua pertiga responden mengatakan mereka tidak bisa membayangkan hidup tanpa kopi. Protes publik muncul ketika pemerintah menganggap kopi bukan kebutuhan penting hingga tidak perlu dicadangkan.

Diketahui, Swiss adalah penggemar berat kopi. Menurut Organisasi Kopi Internasional setiap orang di Swiss mengonsumsi sekitar 9 kilogram kopi per tahun. Jumlah ini hampir tiga kali lipat konsumsi kopi di Inggris, yang hanya 3,3 kilogram kopi per orang per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement