Selasa 12 Nov 2019 17:17 WIB

Midway, Film Perang dari Perspektif Amerika

Midway mengadaptasi kisah nyata perang AS-Japang dibungkus dengan balutan drama.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Adegan film Midway.
Foto: Lionsgate
Adegan film Midway.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film layar lebar yang mengadaptasi penggalan sejarah idealnya tersaji secara objektif untuk publik. Akan tetapi, hal itu menjadi cukup mustahil apabila pembuat tayangan adalah salah satu pelaku dalam peristiwa historikal.

Demikian pula pada film Midway yang menceritakan ulang perang Midway antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Pertempuran terbesar di Pasifik itu amat penting sebab mengubah arah Perang Dunia II.

Baca Juga

Sinema perang yang sudah tayang di bioskop Indonesia ini cenderung Amerikasentris. Meski ada di tangan Roland Emmerich, sineas Jerman yang sering menggarap film-film bencana, tetap saja nuansa keberpihakan terasa.

Sepanjang 138 menit durasi, penonton 'dipaksa' hanyut dalam cerita dengan pemeran utama yang seluruhnya tentu saja dari AS. Mau tidak mau, penonton mengenali deretan sosok yang disorot dan menyimak konflik mereka.

Bukan hal baru melihat AS memosisikan diri sebagai pihak yang 'dizalimi' sehingga kemudian 'harus melawan' dan 'terpaksa berperang'. Bahkan, ada dialog yang memersepsikan Jepang sudah mengusik raksasa yang tertidur.

photo
Adegan film Midway.

Penonton pun disuapi berbagai visual dan informasi kekejaman Jepang di Cina, sehingga AS hadir jadi pahlawan. Sementara, sejarah tidak sesederhana itu. Selalu ada sebab-akibat pelik dari penguasaan satu negara atas negara lain.

Paling tidak, film maskulin yang minim pemeran perempuan ini berusaha mengimbangi keberpihakan. Usai dominasi kegagahan AS sepanjang durasi, ada satu adegan tentang Jepang yang menerbitkan simpati.

Midway adalah kolaborasi rumah produksi Centropolis Entertainment, Starlight Culture Entertainment Group, Street Entertainment, dan Shanghai Ruyi Entertainment. Distribusi film di sejumlah negara dikelola Lionsgate.

Sutradara Emmerich sekaligus memproduseri film bersama Harald Kloser. Film dibintangi Ed Skrein, Patrick Wilson, Luke Evans, Aaron Eckhart, Nick Jonas, Mandy Moore, Dennis Quaid, Darren Criss, dan Woody Harrelson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement