REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas hubungan dengan keluarga ternyata dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Bahkan pengaruhnya lebih besar dari hubungan dengan pasangan seiring dengan bertambahnya usia.
Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association dalam Journal of Family Psychology menemukan bahwa orang yang merasa tidak didukung oleh keluarga akan lebih mungkin menderita penyakit kronis daripada mereka yang tidak bahagia dengan pasangan mereka. Studi menjelaskan bahwa hubungan emosional dengan keluarga, yakni ibu, ayah, kakak, adik, atau kakek dan nenek, disebut memiliki efek lebih besar terhadap hidup.
"Kami menemukan bahwa emosional keluarga memiliki efek besar pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk perkembangan atau memburuknya kondisi kronis seperti stroke dan sakit kepala selama rentang 20 tahun," ujar Sarah B. Woods, PhD, penulis utama studi ini dan asisten profesor keluarga dan kedokteran masyarakat di UT Southwestern Medical Center, Texas, Amerika Serikat (AS).
Dilansir di Southern Living, Senin (11/11) disebutkan, studi ini melihat data yang dikumpulkan pada hampir 3.000 orang antara tahun 1995 dan 2014. Selama tahun-tahun itu sebanyak tiga kali, orang diminta untuk menilai ketegangan dalam hubungan romantis dan keluarga mereka. Informasi itu kemudian dibandingkan dengan jumlah total kondisi kronis mereka, mulai dari stroke hingga sakit kepala.
"Bertentangan dengan penelitian sebelumnya, yang menemukan bahwa hubungan intim memiliki efek besar pada kesehatan fisik, kami tidak mendapatkan hasil yang sama," tambahnya.
Para peneliti menemukan bahwa ketegangan hubungan dengan keluarga besar dikaitkan dengan lebih banyak kondisi kronis dan penilaian kesehatan yang lebih buruk selama putaran kedua dan ketiga pengumpulan data. Anehnya, tidak ada efek signifikan dari hubungan pasangan intim pada hasil kesehatan.
Teori ini terkait dengan fakta bahwa hubungan pasangan dapat putus, sedangkan anggota keluarga cenderung bertahan seumur hidup. Keluarga adalah selamanya, dan bagi sebagian orang itu berarti kehancuran emosional seumur hidup.
Patricia N.E. Roberson, PhD, asisten profesor keperawatan dari University of Tennessee, Knoxville, AS, dan rekan penulis penelitian tersebut menjelaskan,
sebagian besar orang dalam penelitian ini memiliki orang tua atau saudara kandung yang hidup. Dengan demikian, hubungan mereka dengan pasangan atau pasangan intim tidak sepanjang hubungan dengan anggota keluarga mereka.
"Oleh karena itu, intensitas emosional dari hubungan ini mungkin lebih besar, sedemikian rupa sehingga orang mengalami lebih banyak efek pada kesehatan dan kesejahteraan mereka," kata Roberson.