Senin 11 Nov 2019 04:34 WIB

Asta RAN Buka Kedai Kopi Dekat Stasiun MRT

Kedai kopi bernama Titik Temu merupakan proyek kolaborasi dengan banyak pihak.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Segelas Kopi (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Segelas Kopi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Astono Handoko atau yang akrab disapa Asta RAN membuka kedai kopi Titik Temu di tempat nongkrong kekinian di M Bloc, Blok M, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Titik Temu merupakan proyek kolaborasi yang melibatkan banyak orang di bidang masing-masing.

“Maksudnya, karena kolaborasi ini, diharapkan secara pertemanan itu bisa diperluas,” kata Asta dalam peluncuran Titik Temu di M Bloc, Blok M, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Baca Juga

Titik Temu di M Bloc merupakan cabang ketiga dari bisnis yang dirintis pria berusia 32 tahun itu bersama teman-temannya. Karena itu, dia berharap Titik Temu bisa jadi salah satu tempat berkumpul orang-orang untuk berkreasi.

Dengan keberadaan pemilik yang banyak, Asta berharap Titik Temu bisa lebih massif dalam pemasarannya. Selain itu, rupanya Asta memiliki alasan tersendiri memilih lokasi Titik Temu di M Bloc. Menurut pria yang sudah bermusik dengan RAN sejak 2006 itu, M Bloc memiliki konsep yang menarik.

Bakal rame juga, karena deket stasiun MRT, konsepnya klasik,” kata Asta.

Menurut pria kelahiran London, Britania Raya itu, M Bloc bisa menjadi angin segar untuk orang-orang yang jenuh dengan mall. Sebab, M Bloc ada tenant berbeda, tempat menarik, masih baru, dan ramai.

Kedai kopi Titik temu merupakan proyek kolaborasi bersama dari berbagai latar belakang. “Pada intinya, balik lagi, ini tempat kolaborasi, orang bertemu, jadi vibe-nya gimana caranya orang ketemu dan bisa menghasilkan sesuatu,” kata Asta.

Pria berusia 32 tahun itu mengatakan Titik Temu bukan sekedar bisnis untuk mencari keuntungan saja. Namun, Titik Temu menjadi proyek kolaborasi semua pemiliknya. Karena itu, semua orang mengerjakan Titik temu dengan cinta dan hati.

“Karena kita cinta banget untuk ngerjain ini. Makanya bener-bener keliatan semua pakai passion. Bukan hanya ngeliat keuntungan uangnya,” ujar Asta.

Asta mengatakan banyak hal yang dipelajari dari kolaborasi Titik Temu. Bahkan, saking seringnya berdiskusi dengan arsitek, Asta sedikit-banyak paham tentang arsitektur.

“Lebih hands-on, karena spending time-nya jadi lebih banyak,” kata pria kelahiran London, Britania Raya itu.

Karena itu, Asta berharap orang-orang yang datang ke Titik Temu bisa menghasilkan kolaborasi, karya, maupun inspirasi masing-masing.  “Karena kita memang bikinnya pakai hati dan semoga bisa memberi manfaat bagi orang banyak,” ujar Asta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement