REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Lady Gaga kembali berbicara tentang perjuangannya menghadapi gangguan mental dan gangguan stres pasca-trauma yang sempat ia derita. Hal itu ia ungkapkan dalam bincang-bincang bersama Oprah Winfrey untuk majalah Elle edisi Desember.
Pemeran Ally dalam film A Star Is Born itu menceritakan tentang langkah-langkah yang ia ambil untuk mengelola kesehatan mental. Khususnya setelah menjadi korban kekerasan seksual pada usia 19 tahun.
"Saya punya PTSD. Saya menderita sakit kronis. Respons trauma nyeri neuropatik merupakan bagian dari hidup saya. Saya sedang dalam pengobatan dan saya punya beberapa dokter. Beginilah cara saya bertahan hidup," kata Gaga kepada Winfrey, seperti dilansir dari Refinery29, Jumat (8/11).
"Tapi tahukah Anda, Oprah? Saya terus berjalan melalui itu semua. Dan saya ingin mereka tahu bahwa siapapun yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya, ia bisa bertahan," tambah Gaga.
Nyeri neuropatik disebabkan oleh cedera atau penyakit pada sistem saraf. Sedangkan PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh pengalaman atau menyaksikan peristiwa traumatis tertentu.
American Psychiatric Association mencatat, 1 dari 11 orang di Amerika didiagnosis mengalami PTSD sepanjang hidup mereka. Dan apa yang dikatakan Gaga, bisa mendorong mereka yang mengalami PTSD untuk bertahan bahkan tidak segan mencari pertolongan.
"Saya juga mendorong kepada siapa pun, ketika mereka merasa siap untuk meminta bantuan, lakukanlah," kata Gaga.
Penyanyi dan aktris ini juga blak-blakan kepada Winfrey tentang perilaku merugikan diri sendiri yang pernah ia lakukan. Gaga mengaku ia sering melukai diri sendiri, namun perhatian orang di sekitar Gaga membantu dirinya untuk berhenti melakukan hal itu.
"Saya pikir DBT adalah cara yang hebat dan luar biasa untuk menangani masalah kesehatan mental," ungkap Gaga. DBT adalah jenis terapi kognitif yang mengajarkan pasien mengendalikan pikirannya. Terapi DBT juga dijalani oleh Selena Gomez.