REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Film Internasional Singapura (Singapore International Film Festival) akan kembali digelar pada 21 November yang akan datang. Festival yang akan berlangsung selama 12 hari ini akan menayangkan lebih dari 200 film dari berbagai negara.
Uniknya, film-film tersebut tidak semuanya pernah ditayangkan secara komersial, sehingga mayoritas belum pernah ditonton. Tidak heran jika acara tahunan ini menjadi kegiatan yang tidak saja ditunggu-tunggu oleh masyarakat Singapura, namun juga masyarakat di negara-negara tetangga seperti Indonesia.
Menurut Tatiana Gromenko, pendiri platform multi-channel Singapura SGB, festival ini menargetkan 100 ribu pengunjung yang akan menikmati sajian film-film kelas dunia. Menurutnya, warga Asia sangat menyukai film dan memproduksi sendiri film-film mereka. Ia mencontohkan Indonesia yang banyak sekali merilis film-film berkualitas dan bahkan mendapat penghargaan di tingkat internasional.
“Saya yakin bahwa sebagian besar pengunjung di festival ini adalah orang Indonesia. Mereka sangat suka dan mengapresiasi film, apalagi kalau film tersebut belum pernah ditayangkan di bioskop manapun sehingga membuat penonton semakin penasaran,” kata Tatiana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/11).
Menurut wanita Rusia yang pernah tinggal di Jakarta tersebut, rata-rata orang perkotaan menghabiskan akhir pekannya dengan menonton di bioskop. Di hari-hari biasa, mereka cenderung berkumpul bersama teman-teman sejawatnya untuk nonton bersama saat pulang kantor.
“Membahas film merupakan kebiasaan orang Indonesia, biasanya di kantor, saat hang out, atau bahkan saat reuni. Umumnya film yang dibahas adalah yang sedang main di bioskop, yang diputar di televisi. Jarang sekali membahas film-film yang tidak pernah ditayangkan, padahal secara kualitas dan cerita pun tidak kalah menarik," Jelas dia.
Tatiana menyebutkan, Singapura sebagai negara yang industri perfilmannya tidaklah sebesar Indonesia, bisa menjadi katalisator bangkitnya perfilman Asia. Wadah berupa festival film internasional ini bisa menjadi media untuk mempromosikan sineas-sineas muda dari berbagai negara.
“Kita berharap para kreator-kreator film di Indonesia bisa mengikutsertakan karya-karya mereka di ajang ini, dan Singapore International Film Festival bisa menjadi platform yang mempertemukan antara investor, pemain, serta pekerja kreatif yang ada di belakang layar,” harap dia.