Senin 04 Nov 2019 12:00 WIB

Rehabilitasi Pasca Strok Makin Cepat dengan Terapi Robotik

Terapi robotik dapat melatih pasien strok dengan gerakan yang konsisten.

Rep: Gumanti Alawiyah/ Red: Reiny Dwinanda
Robotik Lokomat berfungsi melatih pasien stroke untuk berjalan dan menjaga keseimbangan.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Robotik Lokomat berfungsi melatih pasien stroke untuk berjalan dan menjaga keseimbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi robotika kini telah dimanfaatkan secara luas untuk membantu berbagai lini kehidupan, salah satunya terapi pasca strok. Terapi robotik dinilai mampu mendukung proses rehabilitasi pasca strok menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta fokus pada keamanan pasien.

Dokter spesialis saraf di Klinik Wijaya dr Sukono Djojoatmodjo mengungkapkan, terapi robotik dapat melatih pasien dengan gerakan yang konsisten sehingga bisa mempercepat kesembuhan pasien. Rehabilitasi robotik juga mampu melakukan repetisi gerakan dengan baik sehingga melatih pasien bergerak secara efektif.

Baca Juga

Selain itu, terapi robotik akan memberikan hasil yang terukur. Dengan begitum fisioterapis lebih mudah mengevaluasi perkembangan pasien.

"Orang yang sudah selesai dengan serangan strok, untuk program rehabilitasinya kini ada yang lebih canggih daripada terapi manual, yaitu dengan robotik. Diharapkan dengan robotik perkembangan kesembuhan pasien lebih cepat, lebih efektif, dan terukur," kata Sukono usai seminar memeringati World Stroke Day di Klinik Wijaya, Jakarta Selatan, Ahad (3/11).

Kendati demikian, terapi robotik pasca strok harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi serta tingkat keparahan pasien strok. Konsultasi dengan dokter perlu dilakukan untuk mengetahui jenis rehabilitasi yang efektif membantu kesembuhan penyintas strok.

Klinik Wijaya, contohnya, memiliki empat jenis teknologi robotik untuk membantu terapi pasca strok, yakni Lokomat, Andago, Fourier M2, dan Armeo Spring. Menurut Sukono, lokomat merupakan robotik yang berfungsi melatih pasien berjalan dan menjaga keseimbangan. Lokomat mirip dengan treadmill, namun dilengkapi dengan alat penopang badan dan kaki sehingga pasien akan merasa lebih aman untuk bergerak.

Durasi latihan pada lokomat dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan waktu maksimal selama 40 menit. Sukono mengatakan, bantuan teknologi ini akan membuat pasien merasa lebih aman. Robot juga memberikan dorongan sehingga pasien lebih mudah bergerak.

"Tentu ini jadi keunggulan terapi robotik daripada terapi manual," ungkap Sukono.

photo
Robotik Andago berfungsi melatih pasien strok berjalan di lantai.

Setelah latihan dengan lokomat dan pasien mengalami perkembangan, mereka kemudian akan dilatih menggunakan Andago. Fungsi Andago dan Lokomat sebenarnya sama, yaitu melatih pasien berjalan. Bedanya, Andago membantu pasien latihan berjalan di atas lantai tidak lagi di atas treadmill.

photo
Robotik Fourier M2 membantu mengembalikan gerakan lengan, pergelangan dan jari tangan pasien strok.

Terapi robotik berikutnya melibatkan Fourier M2. Alat ini berfungsi untuk mengembalikan fleksibitas anggota gerak lengan bawah, pergelangan tangan, dan jari tangan. Fourier M2 dimanfaatkan untuk membantu pasien strok dengan level bergerak mulai dari nol hingga 2.

Sementara itum Armeo Spring adalah alat lanjutan dari Fourier M2. Selain berfungsi mengembalikan gerak lengan, pergelangan dan jari tangan, Armeo juga melatih koordinasi otak pasien.

photo
Armeo Spring yaitu teknologi robotik yang membantu mengembalikan gerakan lengan dan koordinasi otak pasien strok.

"Keempat robot tersebut dilengkapi dengan permainan agar proses latihan lebih menyenangkan pasien," ungkap Sukono.

Selain rehabilitasi robotik, motivasi pasien dan dukungan dari keluarga juga sangat berperan penting untuk kesembuhan pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement