Senin 04 Nov 2019 13:19 WIB

Film Harriet Ceritakan Sisi Berbeda Perbudakan

Film Harriet fokus di kisah-kisah kemanusiaan dari perbudakan.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Kasi Lemmons
Foto: EPA
Kasi Lemmons

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Sutradara Kasi Lemmons membuat karya film terbarunya yang bercerita tentang Harriet Tubman, seorang budak pada abad ke-19 yang dikenal dengan kisah heroiknya. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa film ini tidak fokus untuk mengangkat kekejaman dalam perbudakan, namun lebih bercerita mengenai kisah-kisah dari sisi kemanusiaan di dalamnya.

“Saya benar-benar merasa ingin  berbicara tentang jenis kekerasan yang berbeda, yaitu perpisahan keluarga, yang belum pernah saya lihat tetapi itu ada dalam kisah Harriet Tubman dan apa yang dimotivasi olehnya,” ujar Lemmons dilansir dari Channel News Asia.

Baca Juga

Beberapa kisah yang menjadi bagian dari hidup Tubman, seperti saudara perempuannya yang dibawa pergi, kemudian saudara laki-lakinya yang harus meninggalkan sang istri hanya beberapa saat setelah kelahiran anak mereka menjadi inspirasi dalam film ini. Lemmons mengatakan pilihan-pilihan yang harus dibuat oleh seseorang dan fakta bahwa Tubman akhirnya memiliki motivasi untuk menyelamatkan keluarganya.

Tubman lahir pada awal 1800-an di Maryland, Amerika Serikat (AS) dari orang tua yang diperbudak. Saat dewasa, ia berhasil meloloskan diri dari perbudakan dengan berlari hingga 100 mil jauhnya, melalui hutan dan ladang.

Namun, ia memutuskan kembali ke Maryland dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menolong anggota keluarga dan ratusan budak lainnya uuntuk kebebasan, melalui Underground Railroad atau gerakan bawah tanah yang bertujuan melarikan diri ke wilayah utara AS dan Kanada.

Tubman dalam film ini akan diperankan oleh Cynthia Erivo, seorang aktris kelahiran Inggris, dengan latar belakang orang tua asal Nigeria. Ia pernah memenangkan penghargaan Tony pada 2016 setelah membintangi Broadway musikal The Color Purple.

Pemlihan Erivo sempat menjadi kontroversi karena dikenal sebagai aktris Inggris, sementara Tubman adalah sosok ikonik Afrika-Amerika. Namun, Lemmons mengatakan apa yang aling penting adalah kisah seorang Tubman, yang harus dibagikan.

Erivo juga mengatakan bahwa telah berupaya secara maksimal untuk bisa membawakan peran sebagai Tubman, termasuk mengimbangi fisik dari sosok perempuan itu. Dengan demikian, ia bisa sepenuhnya menguasai karakter dan berharap bahwa film yang dibintanginya kali ini sukses.

“Ini adalah tentang menemukan peta wajah dari Tubman, hingga aku mencoba menemukan suaranya, karena aku tahu ia tidak ingin terdengar seperti saya,” jelas Erivo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement