REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini, masih banyak orang yang memercayai pesan berantai yang menyebutkan bahwa menusuk ujung jari dengan jarum bisa memperlancar aliran darah yang tersumbat sesaat orang mengalami strok. Namun, apakah cara itu terbukti secara medis atau hanya mitos belaka?
Dokter spesialis saraf di Klinik Wijaya dr Sukono Djojoatmodjo menjelaskan bahwa hal itu hanyalah mitos. Alih-alih ingin membantu menangani strok, menusuk jari dengan jarum malah bisa membahayakan pasien dengan memperburuk kondisinya.
"Itu hoaks. Nusuk-nusuk jari pakai jarum itu membahayakan. Sama sekali tidak membantu memperlancar aliran darah," kata Sukono di Klinik Wijaya, Jakarta Selatan, Ahad (3/11).
Daripada melakukan tindakan yang tak bermanfaat seperti demikian, menurut Sukono, segeralah membawa pasien ke rumah sakit. Ia mengingatkan bahwa itu adalah langkah terbaik untuk membantu orang yang terkena serangan strok mengingat penanganan strok sangat bergantung pada kecepatan waktu pengobatan.
"Baiknya kurang dari 4,5 jam pasca serangan strok, penderita sudah tertangani oleh dokter yang kompeten," ucap Sukono.
Menurut Sukono, pemilihan rumah sakit juga akan memengaruhi kesembuhan pasien strok. Idealnya, pasca serangan strok, pasien dilarikan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas screening untuk mengetahui penyebab strok.
"Diagnosis yang tepat akan memengaruhi penanganan pasien karena strok akibat penyumbatan dan perdarahan memiliki pengobatan yang berbeda, jadi ini sangat menentukan," jelas dia.
Strok bisa disebabkan oleh penyumbatan aliran darah di otak (iskemik) atau karena adanya kebocoran atau pecah pembuluh darah di otak (hemoragik). Saat strok terjadi, aliran darah ke otak akan terputus.
Hal ini akan menyebabkan pasokan oksigen maupun nutrisi yang dibawa oleh darah untuk otak pun terhambat. Jika dibiarkan, sel-sel otak bisa mengalami kematian dan bagian-bagian otak yang sel-selnya mengalami kematian akan kehilangan fungsi mereka.
Dalam satu detik, serangan strok bisa menyebabkan kematian sekitar 32 ribu sel otak. Artinya, ada sekitar 1,9 juta sel otak yang akan rusak dalam satu menit setelah serangan strok terjadi.
Otak orang dewasa rata-rata memiliki sekitar 100 miliar sel otak. Data dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia pada 2009 menyebutkan bahwa 65 persen pasien strok mengalami kecacatan dengan berbagai tingkat. Masih mau ambil risiko?