Sabtu 02 Nov 2019 12:57 WIB

K-Pop Hidupkan Kembali Penjualan CD dan Album Fisik

Penggembar membeli album fisik K-Pop karena ada pelengkap lain seperti foto.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolanda
Boyband Korea Wanna One.
Foto: EPA
Boyband Korea Wanna One.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepopuleran K-pop di Korea Selatan menghidupkan kembali nasib musik cakram padat (CD) dan format rekaman musik fisik lainnya. Sejak awal 2000-an, CD sebagai format distribusi musik telah semakin digantikan oleh penyimpanan digital dan format distribusi lainnya seperti streaming internet.

Seperti yang dilansir dari Korean Herald, Sabtu (2/10), penjualan album fisik telah mencatat pertumbuhan dramatis selama beberapa tahun terakhir sejak 2014 di Korea Selatan. Penjualan album fisk kebanyakan CD, tetapi juga ada kaset, piringan hitam dan Kihno.

Pada 2017, penjualan gabungan dari 400 rekaman musik teratas dalam format album fisik mencapai 16,93 juta kopi, naik 56,6 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Asosiasi Konten Musik Korea.

Angka yang sesuai mencapai 22,82 juta pada tahun berikutnya. Jumlah tersebut melampaui angka 20 juta untuk kali pertama sejak asosiasi mulai mengumpulkan data pada 2011.

Tahun ini, jumlah itu juga diperkirakan akan naik dengan penjualan sebesar 20,97 juta kopi terdaftar sejak awal 2019 hingga 26 Oktober. Di belakang ekspansi yang tidak biasa seperti itu adalah kekuatan yang terus meningkat dari industri K-pop dan kumpulan penggemar K-Pop yang antusias, serta strategi pemasaran yang canggih dari para distributor musik.

photo
Boy Band asal Korea, BTS, beraksi di atas panggung.

Menurut grafik album Gaon, yang dioperasikan oleh Asosiasi Konten Musik Korea, BTS kembali menjadi penjualan album terbaik dengan album terbarunya, Map of The Soul: Persona. Album tersebut telah terjual lebih dari tiga juta kopi pada 1 November. Ini merupakan kekuatan pendorong utama untuk penjualan catatan musik fisik pada 2019.

Kumpulan penggemar yang sangat setia sering bergabung untuk membeli album idola mereka untuk meningkatkan kinerja tangga lagu dan meluncurkan bintang-bintang ke garis depan persaingan K-Pop yang sangat kompetitif.

Pada akhir Juli, komunitas penggemar mantan anggota grup musik Wanna One, Kang Daniel meluncurkan acara penggalangan dana di kalangan penggemar saat pria kelahiran 1996 ini merilis album solo pertamanya, Color On Me. Klub penggemar membeli sekitar 10.000 salinan rekaman CD dengan dana 180 juta won atau sekitar Rp 2,1 miliar yang mereka kumpulkan dan menyumbangkan CD musik ke bank darah Busan Palang Merah Korea dengan nama Kang.

Selain itu, distributor album musik datang dengan trik pemasaran untuk memikat penggemar idola K-pop. Pada September lalu, grup musik Seventeen merilis album ketiga, An Ode.

Album tersebut dirilis dalam lima versi berbeda di bawah lima desain yang berbeda. Cara seperti ini menggoda penggemar yang berdedikasi untuk membeli semua versi berbeda dari album musik yang sama.

photo
Seventeen

Kartu foto bintang-bintang K-Pop atau tiket undian acara pertemuan penggemar sering dimasukkan ke dalam album CD K-Pop untuk menarik mereka membeli beberapa salinan dari rekaman yang sama. Namun, pertumbuhan yang curam terjadi, meskipun CD terus menurun sebagai format mendengarkan musik yang sebenarnya.

“Pertumbuhan berkelanjutan dalam penjualan album fisik (kebanyakan CD) disebabkan oleh ekspansi kelompok-kelompok musik kelas menangah yang bisa menjual lebih dari 100 ribu kopi,” kata seorang pejabat di Asosiasi Konten Musik Korea, Choi Tae-young.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh asosiasi terhadap sekitar 6.000 pendengar musik tahun lalu, 41 persen mengatakan mereka membeli album fisik karena foto dan pelengkap lain yang datang dengan CD musik. Hanya tujuh persen mengatakan mereka membeli CD atau album fisik lain untuk benar-benar memutarnya.

Fenomena seperti itu juga terlihat pada pangsa dominan dari pasar album fisik yang dikendalikan oleh pemain K-Pop utama. Pada 2015, 12 aksi musik masing-masing terjual lebih dari 100.000 keping dalam album fisik dan 19 album gabungan menyumbang 43,9 persen dari seluruh penjualan.

Pada 2018, jumlah 100.000 penjual bertambah menjadi 26 pertunjukan musik yang penjualan gabungannya menguasai 69,7 persen dari total pangsa pasar.

“Pertumbuhan penjualan yang terlalu tinggi (dari album K-pop) di luar negeri, berkat kenaikan BTS, mungkin juga memainkan peran,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement