REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Lukman Sardi tanpa ragu menerima tawaran memerankan tokoh pewayangan Indonesia, Sukrasana. Tokoh ini digambarkan sebagai raksasa kecil dan buruk rupa.
"Tidak ada alasan buat saya menolak di teater ini. Apalagi karakter ini sangat menarik dan relate dengan keadaan saat ini, tak hanya soal pemerintahan, tapi juga kehidupan sehari-hari," ujar Lukman saat konferensi pers pertunjukan wayang orang "Sang Sukrasana" di Jakarta, Kamis (31/10).
Aktor berusia 41 tahun itu mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam pergelaran wayang orang merupakan salah satu bentuk sumbangsih kepada bangsa sebagai seorang seniman. Menurutnya, sebagai orang yang lahir dari keluarga seniman perlu melakukan hal ini bagi bangsa.
Seni dan budaya, bagi Lukman, merupakan senjata terkuat bangsa. Menurutnya, dengan memiliki jati diri yang kuat, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
"Budaya adalah senjata terkuat bangsa untuk menepis apapun. Kita punya jati diri yang kuat dan tidak merasa minder, bangga dengan kreativitas yang kita punya," kata putra dari pemain biola Idris Sardi itu.
Pertunjukan "Sang Sukrasana" akan digelar pada 17 November 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pergelaran itu, untuk menyambut Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November.
"Sang Sukrasana" berfokus pada tokoh Sukrasana yang merupakan adik dari tokoh Sumantri. Sukrasana dikisahkan sebagai rakyat tanpa jabatan apapun, memiliki wajah menyeramkan, namun punya kekuatan yang luar biasa. Sedangkan sang kakak, Sumantri, adalah ksatria yang ambisius dan rupawan.
Sukrasana sangat menyayangi dan membantu sang kakak tanpa pamrih. Sayangnya, perjuangannya berakhir tragis karena dikhianati oleh ambisi.