Senin 28 Oct 2019 20:38 WIB

Indonesia Perlu 435 Rumah Sakit yang Siap Tangani Strok

Jumlah rumah sakit yang siap tangani pasien strok di Indonesia belum mencukupi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien penderita stroke saat dirawat di sebuah rumah sakit.
Foto: dok.Republika
Pasien penderita stroke saat dirawat di sebuah rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesiapan rumah sakit dalam menangani pasien dengan serangan strok turut memegang peranan penting dalam menentukan outcome pasien. Oleh karena itu, keberadaan rumah sakit stroke ready yang cukup dan menyebar secara merata sangat dibutuhkan.

Angels Initiative memperkirakan Indonesia membutuhkan setidaknya 435 rumah sakit yang berkualifikasi siap menangani pasien strok. Artinya, rumah sakit tersebut telah memenuhi standar untuk menunjang hasil penanganan serangan strok yang lebih baik untuk tiap pasien.

Baca Juga

"Angka ini dilihat dari populasi di Indonesia yang hampir 270 juta," tutur Head of Medical, Representatif Angels Initiative di Indonesia dr Temmy Winata dalam diskusi kesehatan bersama Angels Initiative di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta.

Dari populasi ini, Angel Initiative mendapati bahwa populasi yang berusia di atas 20 tahun mencapai angka 170 juta. Bila disesuaikan dengan angka insiden strok di Indonesia, didapati bahwa ada ratusan ribu penderita strok setiap tahunnya di Indonesia.

"Satu stroke center menangani kurang lebih 450 pasien. Dari situ, dapat angka 435 tadi," jelas Temmy.

Menurut Temmy, jumlah rumah sakit dengan kualifikasi siap strok di Indonesia belum mencukupi angka tersebut. Dari 120 rumah sakit yang teradaftar dalam program Angels Initiative, baru sekitar 37 rumah sakit di antaranya yang sudah terkualifikasi sebagai rumah sakit siap strok.

Oleh karena itu, Angels Initiative hadir untuk mendorong rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia enjadi rumah sakit siap strok. Strategi yang dilakukan oleh program inisasi Boehringer Ingelheim ini adalah dengan menerapkan standarisasi layanan strok yang terpadu.

"Tiap tahun angka (rumah sakit siap strok) ini kami harap terus bertambah. Kami siapkan rumah sakit tersebut untuk menjadi rumah sakit yang siap tangani strok," tutur Temmy.

Salah satu rumah sakit yang tergabung dalam program Angels Initiative dan sudah memiliki kualifikasi sebagai rumah sakit siap strok adalah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Waktu door to needle-nya bahkan lebih cepat dari standar panduan dunia dalam penanganan strok.

Door to needle merupakan istilah untuk mengukur berapa waktu yang dibutuhkan pasien strok untuk mendapatkan obat sejak masuk ke rumah sakit. Standar panduan door to needle untuk penanganan strok adalah 60 menit, sedangkan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mampu menanganinya dalam 27 menit.

"Jadi kalau datang pasien, tidak ada waktu yang terbuang. Satu menit saja kami hargai, karena (dalam satu menit) bisa kehilangan 32 ribu sel otak," jelas Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dr Mursyid Bustami SpS(K) KIC MARS dalam diskusi kesehatan bersama Angels Initiative di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta.

Dedikasi ini mengantar Rumah Sakit PON mendapatkan Gold World Sroke Organization (WSO) Angels Award. Ini merupakan penghargaan pertama yang didapatkan oleh rumah sakit di Indonesia. WSO Angels Award merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap tim maupun individu yang berkomitmen untuk emningkatkan kualitas praktik penanganan strok dan membangun budaya pengawasan yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement