Rabu 23 Oct 2019 19:04 WIB

Tak Mau Ketinggalan Info di Medsos, Remaja Jadi Kurang Tidur

Remaja di Skotlandia jadi kurang tidur karena kebanyakan melihat media sosial.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Remaja perempuan bermain ponsel sebelum tidur. (Ilustrasi)
Foto: Telegraph
Remaja perempuan bermain ponsel sebelum tidur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari University of Glasgow, di Skotlandia mengungkapkan BAHWA para remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam dalam sehari cenderung tidur pukul 23.00 setiap malam dan dapat terbangun lagi pada dini hari. Setidaknya hal ini terjadi pada satu dari tiga remaja.

Studi melihat satu dari lima remaja juga menggunakan media sosial selama lebih dari lima jam selama sehari. Mereka kebanyakan menghabiskan waktu untuk melihat sejumlah aplikasi yang populer, seperti Instagram dan Facebook.

Baca Juga

Penelitian ini juga mengungkap bahwa anak berusia 13 hingga 15 tahun sering kali menunda waktu tidur karena ingin bermain dengan ponsel. Padahal, banyak psikiater yang mengatakan bahwa menggunai gawai dan melihat ke layar benda tersebut harus dihindari, setidaknya selama satu jam sebelum tidur.

Setidaknya 12 ribu remaja mengakui dalam penelitian tersebut bahwa menyingkirkan ponsel mereka di waktu sebelum tidur menjadi hal yang sangat sulit. Dalam periode usia ini, sering kali mereka membutuhkan komunikasi dengan sesama teman dan merasa hal itu sangatlah penting.

Remaja merupakan pengguna media sosial yang paling aktif, dengan waktu lima jam atau lebih per hari. Sekitar 70 persen dari mereka juga tidur larut malam karena hal ini.

Studi menyimpulkan bahwa keaktifan para remaja di media sosial terkait dengan kurangnya waktu tidur mereka di malam hari. Kurang tidur tentu telah diketahui dapat berdampak pada kesehatan mental, memengaruhi berat badan, hingga kinerja di sekolah.

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari sampel representatif remaja Inggris dari 2015. Para peserta mendapat pertanyaan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk jejaring sosial, situs percakapan, atau aplikasi chat selama hari-hari sekolah, serta akhir pekan dan tentang kebiasaan tidur mereka.

Sepertiga dari para remaja ini mengatakan, mereka menggunakan media sosial kurang dari satu jam sehari. Sementara itu, secara rata-rata waktu penggunaan media sosial adalah antara satu dan tiga jam.

Remaja perempuan tercatat dua kali lebih banyak menggunakan media sosial dibandingkan remaja pria. Main media sosial sampai lima jam, mereka pun lebih banyak mengalami gangguan tidur.

Meski demikian, Holly Scott, dari sekolah psikologi di Universitas Glasgow, mengatakan bahwa temuan itu tidak dapat membuktikan bahwa penggunaan media sosial yang tinggi menyebabkan tidur terganggu. Namun, ada hal yang membuat para remaja ingin membuka media sosial karena tak ingin melewatkan sesuatu yang sedang populer di sana.

"Remaja mungkin terbangun karena mereka tidak siap untuk tertidur dan kemudian melihat media sosial karena tak ingin ketinggalan,” ujar Scott dilansir BBC, Rabu (23/10).

Scott mengatakan, media sosial adalah bentuk penting dari interaksi sosial. Karena itu, penelitian yang ada saat ini perlu melihat dengan lebih rinci mengapa dan bagaimana remaja menggunakannya.

Sementara itu, Max Davie, dari Royal College of Paediatrics and Child Health, mengatakan kualitas tidur yang baik sangat penting bagi anak-anak dan remaja.Ia menyarankan agar menjauhi layar ponsel dan gawai apapun, setidaknya satu jam sebelum tidur.

"Kami menyarankan agar anak-anak menjauhi semua layar setidaknya satu jam sebelum tidur sehingga otak mereka punya waktu untuk bersantai," ujar Davie.

Menurut Davie, kurang tidur memiliki dampak negatif. Kurang tidur tak hanya buruk untuk kesehatan anak-anak, tapi hubungan mereka dengan keluarga dan teman-teman, serta mencapai prestasi di sekolah.

Bernadka Dubicka dari Fakultas Anak dan Remaja di Royal College of Psychiatrists mengatakan, banyak anak muda yang depresi memilih mengunakan media sosial hingga larut malam. Dia pun menyarankan agar para dokter selalu bertanya pada pasien muda tentang penggunaan media sosial, khususnya saat membahas masalah tidur dan kesehatan mental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement