REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film dokumenter Semesta dijadwalkan akan didaftarkan di beberapa festival film internasional sebelum tayang di Indonesia. Dalam waktu dekat, Semesta akan tayang di Barcelona.

"Kami akan mendaftarkan ke festival-festival internasional. Kebetulan kami sudah masuk untuk bulan November di festival lingkungan hidup di Barcelona. Lalu ada beberapa yang masih menunggu jawaban," ujar Nicolas Saputra, aktor sekaligus Komisaris PT Talamedia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/10).

Nicolas mengatakan, Semesta menjadi bentuk kampanye terhadap perubahan iklim. Film Semesta menggambarkan kearifan lokal, nilai-nilai sosial dan budaya serta religi dari berbagai wilayah di Indonesia.

Menurutnya, tim produksi sudah melakukan riset untuk mencari tokoh-tokoh yang pas untuk dokumenter tersebut. Dia mengambil contoh bagaimana dokumenter itu menyoroti usaha pemimpin agama di Aceh dan Flores, NTT melakukan usaha untuk hidup berdampingan dengan alam dan membangun sumber energi ramah lingkungan.

Semesta bercerita dengan mengambil latar di tujuh provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Bali, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Papua dan Yogyakarta. Film menunjukkan usaha perorangan dan kelompok untuk menjaga lingkungan dan hutan.

Orang-orang yang didokumentasikan berasal dari latar belakang berbeda, baik budaya maupun agama. Namun, mereka memiliki kesamaan dalam usaha menjaga alam. Film Semesta akan diputar di jaringan bioskop pada awal tahun depan dan dipromosikan selama dua bulan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika