Jumat 18 Oct 2019 02:30 WIB

Mengenal EDS, Sindrom yang Diderita Sia Furler

Penyanyi asal Australia, Sia Furler, mengidap sindrom EDS.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi asal Australia, Sia Furler
Foto: EPA
Penyanyi asal Australia, Sia Furler

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Penyanyi dan penulis lagu asal Australia,

Sia Kate Isobelle Furler, mengungkapkan bahwa dirinya menderita penyakit saraf kronis yang disebut dengan sindrom Ehlers Danlos. Dalam sebuah pernyataan melalui akun jejaring sosial Twitter, ia juga memberi dukungan kepada siapapun yang mengalami dan berjuang mengatasi kondisi serupa.

"Hai, saya menderita penyakit kronis, yaitu sebuah penyakit saraf yang disebut Ehlers-Danlos. Saya hanya ingin mengatakan kepada mereka yang menderita sakit, baik fisik maupun emosional, saya menyayangi Anda semua dan berusahalah meski hidup ini berat. Rasa sakit ini memang melemahkan semangat, tapi Anda tak sendirian,” ujar Sia dilansir Times Now News.

Lebih lanjut, tak sedikit orang bertanya tentang Ehlers-Danlos yang diderita oleh pelantun lagu "Cheap Thrills" itu. Ehlers-Danlos selama ini juga dikenal sebagai EDS atau kulit elastis dalam bahasa umum.

Sebenarnya, EDS bukanlah sebuah kelainan, namun kondisi itu memengaruhi kulit, persendian, dan pembuluh darah di tubuh seseorang. Penyakit ini merupakan kondisi langka yang menyerang satu dari lima ribu orang di seluruh dunia.

EDS melemahkan jaringan ikat, seperti tendon dan ligamen, dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan persendian yang longgar, kulit yang melar, dan kulit yang mudah memar. Secara internal, penyakit ini dapat melemahkan pembuluh darah dan organ.

Penelitian menunjukkan bahwa penyebab EDS bisa bersifat genetik. Sindrom ini terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat protein yang disebut kolagen dalam jumlah yang tepat atau dengan cara yang benar.

Protein selama ini membantu menyatukan tulang dan otot dalam tubuh, sehingga ketiadaannya membuat bagian tersebut lemah. Biasanya, EDS diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek kepada anak-anak atau cucu mereka. Jadi, jika salah satu dari ayah atau ibu Anda memiliki penyakit ini, maka ada resiko lebih besar untuk mendapatkannya.

Hingga saat ini, tak ada obat untuk EDS, namun gejalanya dapat diobati dan dikelola. Biasanya, dokter akan meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit pada persendian dan otot.

Karena penyakit ini dapat merusak pembuluh darah, dokter sering meresepkan obat untuk tekanan darah stabil. Terapi fisik untuk mengobati sendi yang kendur juga dapat membantu dalam manajemen gangguan yang lebih baik.

Sebuah studi menunjukkan bahwa pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik tentang EDS diantara banyak orang, serta tenaga medis profesional diperlukan untuk diagnosis dini dan membatasi perkembangan penyakit.

Meski demikian, perlu diingat bahwa saran untuk mengatasi EDS dalam artikel ini hanya bertujun sebagain informasi umum. Selalu berkonsultasi dengan dokter Anda atau tenaga medis lainnya jika memiliki pertanyaan spesifik mengenai masalah kesehatan apapun itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement