Kamis 17 Oct 2019 12:13 WIB

Gangguan Jantung Paling Banyak Dialami Pilot

Balai Kesehatan Penerbangan rutin lakukan pemeriksaan kesehatan pilot.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Pesawat bersiap lepas landas membawa penumpang yang hendak bepergian.
Foto: Pixabay
Pesawat bersiap lepas landas membawa penumpang yang hendak bepergian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Kesehatan Penerbangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan gangguan jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang paling banyak dialami personel penerbangan. Terutama pilot.

“Yang paling banyak itu gangguan jantung dan pembuluh darah,” kata Kepala Seksi Pemeriksaan dan Pengujian Balai Kesehatan Penerbangan dr Inne Yuliawati di Jakarta, Kamis (17/10).

Baca Juga

Dokter Inne menyebutkan hingga September 2019, pihaknya telah memeriksa total 20.100 orang. Untuk pemeriksaan Kelas 1 sebanyak 10.579 orang, Kelas 2 sebanyak 6.359 orang, Kelas 3 sebanyak 1.061 orang, Kemenhub 78 orang, dan recheck 2.023 orang.

Rinciannya, personel penerbangan Kelas 1, di antaranya pilot komersial, pilot angkutan udara, teknisi penerbangan; Kelas 2 pilot swasta, pilot olahraga, navigator penerbangan, mahasiswa pilot dan pramugari; Kelas 3 pengatur lalu lintas penerbangan (ATC), petugas operasi penerbangan (FOO) dan pemegang lisensi lainnya yang memerlukan pemeriksaan kesehatan.

Kelas 1, yakni pemeriksaan selama enam bulan sekali, Kelas 2 setiap satu tahun sekali, dan kelas tiga setiap dua tahun sekali.

Ia menyebutkan dari total pemeriksaan dalam setahunnya hanya 12 persen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan. “Semakin ke sini semakin banyak yang melakukan pemeriksaan, tapi semakin sedikit yang terindikasi gangguan kesehatan,” katanya.

Balai Kesehatan Penerbangan mulai tahun ini juga membuka pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat umum. Bukan hanya personel penerbangan atau yang berkaitan dengan itu.

Selain itu juga akan dibuka apotek yang bisa diakses oleh masyarakat umum. Upaya tersebut untuk meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Kesehatan Penerbangan yang ditargetkan Rp 38 miliar atau meningkat dari tahun lalu Rp 37 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement