REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pengumuman dibukanya visa pariwisata oleh Arab Saudi disambut baik oleh wisatawan. Arab Saudi telah menyambut 24 ribu wisatawan dalam 10 hari setelah mengeluarkan visa pariwisata untuk pertama kalinya.
Arab Saudi mengumumkan pada 27 September akan mulai menawarkan visa turis. Artinya Saudi membuka kerajaan bagi wisatawan sebagai bagian dari upaya untuk mendiversifikasi ekonominya menjauh dari minyak.
"Dalam 10 hari, sekitar 24 ribu orang asing memasuki Arab Saudi dengan visa turis," lapor televisi pemerintah, mengutip kementerian luar negeri Saudi dilansir dari Malay Mail, Rabu (9/10).
Sebelum 27 September 2019, negara Islam konservatif tersebut hanya mengeluarkan visa untuk muslim yang ingin umrah, pekerja asing dan baru-baru ini untuk penonton di acara olahraga atau budaya.
Untuk mendorong kedatangan, pihak berwenang mengumumkan pada hari Ahad (6/10) bahwa mereka akan mengizinkan pasangan asing yang belum menikah untuk menyewa kamar hotel bersama. Maksudnya wisawatan pria dan wanita yang belum menikah boleh menginap dalam satu kamar bersama.
Pariwisata adalah salah satu pusat dari program reformasi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mempersiapkan ekonomi terbesar di dunia Arab untuk era pasca-minyak.
Warga negara dari 49 negara sekarang memenuhi syarat untuk mendapatkan visa atau visa daring pada saat kedatangan. Negara tersebut termasuk Amerika Serikat, Australia, beberapa negara Eropa, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, China dan Kazakhstan.