REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak mendapat cukup cairan sehingga kinerja organ tubuh terganggu. Kondisi dehidrasi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Saat si kecil mengalami dehidrasi, mungkin ia tidak bisa mengungkapkannya secara langsung. Untuk itu, orang tua harus pandai mengenali tanda-tanda anak mengalami dehidrasi.
Hydration Science Director Danone Aqua dr Tria Rosemiarti menjelaskan, ada beberapa cara untuk mengetahui gejala dehidrasi pada anak. Cara yang paling mudah, kata dia, dengan melakukan tes cubitan di bagian perut bayi.
"Jepit sedikit kulit perut, kemudian lepaskan. Kulit dehidrasi akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih ke keadaan semula," kata dr Tria saat ditemui usai peluncuran label Aqua terbaru di Summarecon Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (4/10).
Selain tes cubitan, lanjut Tria, para orang tua juga bisa mendeteksi gejala dehidrasi dari warna urine dan volume urin Si Kecil. Jika volume urine sedikit atau warna urine kuning keruh dan kecokelatan maka dipastikan si kecil mengalami dehidrasi.
"Kalau warna urinenya kuning keruh kecokelatan itu sudah harus dibawa ke dokter. Karena itu sudah termasuk tingkat dehidrasi akut yang tidak cukup dipulihkan dengan air minum," kata dia.
Tria menekankan, peran orang tua penting untuk mendukung kebutuhan konsumsi air si kecil setiap harinya. Kebutuhan konsumsi air putih anak-anak bergantung pada usia dan aktivitas.
Mengacu pada Europian Hydration Institute, asupan air minum untuk anak usia 4-8 tahun adalah 1,6 liter per hari. Sementara usia 1-3 tahun direkomendasikan konsumsi 0,9 liter air putih sehari.