Kamis 03 Oct 2019 17:44 WIB

Orang Tua Minum Satu Gelas Bareng Anak, Ini Risikonya

Orang tua bisa mentransfer bakteri yang membahayakan gigi anak secara tak sengaja.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Minum air putih
Foto: Republika/Musiron
Minum air putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah kebiasaan orang tua yang ternyata membahayakan kesehatan anaknya. Minum satu gelas dengan anak, contohnnya.

Menurut drg Annisa R Amalia SpKGA, kebiasaan itu dapat merusak gigi anak. Ia menjelaskan, bakteri penyebab karies gigi bisa pindah melalui air yang diminum orang tua dan anak melalui gelas yang sama.

Annisa mengingatkan bahwa bakteri yang ada di mulut orang tua efeknya sama pada anak. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar orang tua tak menularkan bakteri ganas pada anak.

"Semakin parah gigi berlubang orang tua, bakteri lebih ganas," ujar konsultan gigi anak ini.

Bakteri karies gigi, menurut Annisa, pertama kali ditransfer orang tua langsung pada anak secara tak sadar. Perpindahan bakteri terjadi melalui makanan yang orang tua berikan pada anak.

"Saat menyuapi anak, misalnya, orang tua mengemut makanan anak terlebih dahulu atau meniup makanan anak yang masih panas," jelas ungkap Annisa di sela acara Parenting Class, Perlindungan Komplit di Momen-momen Pertama Sekolah, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Annisa pun mengimbau agar orang tua tidak meniup makanan anak yang masih panas atau mengulum makanan anak. Minum dari gelas yang sama dengan anak juga tidak dianjurkan.

"Kecuali orang tua tidak ada gigi bolong," jelasnya.

Masalah gigi yang paling banyak dialami anak Indonesia adalah gigi karies atau gigi berlubang. Sebanyak 93 persen anak usia nol sampai 18 tahun alami karies gigi atau gigi berlubang,"

Dokter yang akrab disapa Icha ini mengungkapkan, sekitar 30 persen anak sampai usia tiga tahun mengalami karies. Ia mengatakan, karies merupakan salah satu penyebab yang membuat anak tidak ke sekolah, di samping flu dan pilek.

"Jadi segenting itu masalahnya," ungkap Co-Founder Senyum Si Kecil.

Selain masalah gigi berlubang, masalah gigi lain yang kerap dialami anak adalah gusi merah, sariawan di mulut, atau flu singapur. Ia mendapati, karies menjadi kondisi yang kerap sampai mengganggu sekolah anak.

"Dampaknya anak sakit, tidak konsentrasi di sekolah. Dan karies kalau dibiarkan gusi bisa bengkak bahkan bengkak satu muka. Akhirnya membuat anak tidak bisa sekolah."

Annisa menjelaskan, penyebab karies bermacam-macam. Tapi yang utama adalah bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini baru aktif jika ada faktor pemberat, di antaranya makanan manis dan sikat gigi tidak baik.

Selain itu, Annisa menjelaskan bahwa faktor risiko yang sudah dibawa anak sejak perut ibunya juga berpengaruh. Ia mengungkapkan, ada anak terlahir dengan email gigi yang lemah.

"Faktor risiko bisa ditentukan saat kunjungan pertama kali ke dokter gigi," ujarnya.

Selain itu, karies bisa dicegah dengan menjaga kesehatan gigi anak. Caranya dengan menjaga kesehatan giginya di rumah yaitu menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berflouride serta rutin ke dokter gigi enam bulan sekali. Kurangi juga minuman dan makanan manis.

Annisa mengatakan, pencegahannya semudah itu. Namun, bila sudah telanjur mengalami karies gigi, maka anak harus segera dibawa ke dokter gigi.

"Jangan hanya anak yang nendapatkan perawatan gigi, orang tua juga perlu," kata Annisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement