REPUBLIKA.CO.ID, Makan seharusnya dapat mengatasi rasa lapar. Namun, bagi sebagian orang, rasa lapar bisa tetap muncul meski sudah menyantap sepiring nasi dan lauk-pauk. Apa penyebabnya?
Kemunculan rasa lapar ternyata tidak selalu berkaitan dengan makanan. Ada beragam faktor yang bisa memicu timbulnya rasa lapar, mulai dari pola hidup yang kurang baik hingga faktor psikologis.
Laman Livestrong mengungkapkan setidaknya ada delapan penyebab selain makanan yang membuat rasa lapar muncul. Berikut ini adalah kedelapan penyebab tersebut.
Sedang menyusui
Rasa lapar juga bisa muncul karena tubuh sibuk memproduksi ASI untuk bayi. Proses pembentukan ASI ini meningkatkan kebutuhan ibu menyusui akan asupan nutrisi dan juga cairan. Menurut panduan, ibu menyusui memang membutuhkan tambahan asupan sekitar 300-500 kalori.
Olahraga berat
Olahraga berintensitas berat akan memunculkan rasa lapar. Menurut studi yang diterbitkan di American Journal of Physiology, olahraga aerobik maupun angkat beban dapat menurunkan hormon ghrelin sehingga nafsu makan menurun. Akan tetapi ini hanya berlangsung dalam jangka pendek.
Di sisi lain, olahraga juga dapat menguras cadangan glikogen di dalam otot. Hal ini memicu timbulnya rasa lapar beberapa saat setelah berolahraga. Kehilangan cairan selama berolahraga juga dapat membuat seseorang merasa lebih lapar.
Kurang serat
Asupan serat yang cukup dapat memberikan rasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, pola makan yang rendah serat akan membuat rasa lapar muncul lebih sering. Asupan serat berguna untuk memperlambat proses pencernaan, sehingga makanan menetap di dalam perut lebih lama dan rasa kenyang juga bertahan lebih lama.
Asupan garam berlebih
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation menemukan bahwa pola makan tinggi sodium dapat meningkatkan rasa lapar dalam jangka panjang. Pola makan tinggi sodium dapat membuat tubuh menahan cairan sehingga tubuh membutuhkan lebih banyak energi dan kalori untuk disimpan. Pola makan tinggi sodium adalah pola makan dengan asupan sodium sebanyak lebih dari 12 gram per hari.
"Makanan tinggi garam juga umumnya merupakan makanan proses, dan kebanyakan makanan proses merupakan makanan yang dirancang secara kimiawi untuk menjadi sangat lezat dan menyebabkan makan berlebih," ungkap ahli gizi Monica Auslander Moreno RD LDN.