REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ada banyak alasan orang menyembunyikan perasaannya, terkadang untuk mempertahankan perasaan orang lain atau karena itu bagian dari pekerjaan mereka. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam konteks hubungan personal, melakukan hal itu ternyata berdampak pada kesehatan fiisik.
Para ilmuwan dari University of Pittsburgh mengungkapkan bahwa membungkam diri sendiri guna mempertahankan hubungan ternyata berdampak buruk pada kesehatan jantung. Temuan ini belum dipublikasikan tetapi akan dipresentasikan pada Kamis (26/9) di Pertemuan Tahunan Masyarakat Menopause Amerika Utara di Chicago.
Dari sampel 305 wanita, tim ilmuwan menemukan bahwa wanita yang menutupi perasaannya cendrung mengalami penumpukan plak di arteri karotis. Itu adalah arteri utama di leher yang berfungsi mengalir dari jantung ke otak.
Penulis utama penelitian tersebut, Karen Jakubowski, mengatakan kepada Inverse, Selasa (24/9), bahwa membungkam diri sendiri sangat berbeda dengan penindasan emosional. Penindasan emosional berarti tidak menunjukkan emosi ke luar untuk mengatur perasaab secara internal. Sedangkan membungkam diri adalah keputusan untuk tidak mengomunikasikan kebutuhan atau emosi demi orang lain.
“Membungkam diri sendiri bukanlah suatu bentuk pengaturan emosi, melainkan upaya menahan ekspresi demi menjaga hubungan," kata Jakubowski.
Sementara studi Jakubowski berfokus pada wanita, ternyata studi lain juga menemukan hal yang sama pada laki-laki. Salah satunya dalam sebuah makalah tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Women Quarterly, para peneliti membandingkan kecenderungan membungkam diri dari 155 laki-laki dan 329 wanita.
Kedua kelompok ternyata sama-sama kerap melakukan pembukaman diri atau perasaan meski keduanya memiliki alasan berbeda. Wanita memandang membungkam diri sebagai cara untuk mengatasi keadaan, tetapi pria melihatnya sebagai aspek normal dalam maskulinitas. Dampak fisik antara laki-laki dan wanita ternyata juga berbeda.
Jacubowski melanjutkan, penelitiannya memang fokus pada wanita terutama yang sudah atau menjelang menopause. "Wanita yang sering membungkam diri juga cenderung memiliki sintom kemarahan dan depresi," katanya.