Senin 23 Sep 2019 11:10 WIB

Infeksi Jamur Jadi Ancaman Kesehatan Global

Jumlah kasus infeksi jamur meningkat signifikan secara global.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Pengidap TB termasuk kelompok rentan infeksi jamur paru. (Ilustrasi)
Foto: EPA
Pasien tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Pengidap TB termasuk kelompok rentan infeksi jamur paru. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi jamur saat ini telah menjadi ancaman kesehatan global. Jumlah kasusnya meningkat signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang mengalami penurunan daya tahan tubuh karena berbagai penyakit.

"Diperkirakan lebih dari 300 juta orang menderita infeksi jamur di seluruh dunia," ungkap Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Dr dr Anna Rozaliyani MBiomed SpP di sela acara konferensi pers Infeksi Jamur dan Masalahnya di Jakarta belum lama ini.

Baca Juga

Angka kematian karena infeksi jamur, dalam hal ini mikosis sistemik, dapat mencapai 40 sampai 100 persen. Anna menjelaskan, itu terjadi karena diagnosis sering kali terlambat sehingga pengobatan juga tidak optimal.

Menurut Anna, prosedur kedokteran modern, misalnya penggunaan jangka panjang antibiotika, kortikosteroid, sitostatika, dan alat medis invasif di satu sisi telah memperbaiki angka harapan hidup. Di lain sisi, itu menambah jumlah pasien yang berisiko mengalami infeksi jamur.

Selain itu, diperkirakan terdapat lima juta kasus aspergilosis paru alergi (ABPA) pada pasien asma yang sulit terkontrol. Lantas, terdapat 1,2 juta kasus aspergilosis paru kronik pada penderita TB paru di seluruh dunia.

Bagaimana situasi infeksi jamur di Indonesia? Menurutnya kondisi daerah tropis yang hangat dan lembap merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan berbagai spesies jamur.

Berdasarkan data WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah kasus TB paru terbanyak di dunia dan diperkirakan jumlah pasien mikosis paru terkait TB juga cukup signifikan. Hanya saja, kasusnya belum terlaporkan secara resmi.

Anna menjelaskan, dari 274.397 pasien bekas TB paru di Indonesia yang bertahan setelah satu tahun pasca-pengobatan TB, diperkirakan terdapat 17.561 pasien yang berpotensi mengalami aspergilosis paru kronik. Penyakit aspergilosis paru invasif pada 410 pasien sakit berat di ruang rawat intensif (ICU) telah dilaporkan sebanyak 7,65 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement