Senin 23 Sep 2019 10:00 WIB

Lupa Pakai Masker Kala Membersihkan Gudang, Ini Risikonya

Dokter spesialis paru mengingatkan warga agar pakai masker kala bersihkan gudang.

Kenakan masker untuk menghindari infeksi jamur paru saat akan membersihkan gudang.
Foto: AP/Ahn Young-joon
Kenakan masker untuk menghindari infeksi jamur paru saat akan membersihkan gudang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin membersihkan gudang? Jangan lupa kenakan masker ya!

Dokter spesialis paru mengingatkan agar masyarakat untuk berhati-hati saat membongkar gudang. Pasalnya, ada risiko organ paru terkena infeksi jamur jika tak melindungi diri dengan masker.

Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Anna Rozaliyani MBiomed SpP mengatakan, jamur biasanya hidup di tempat yang hangat dan lembap serta tidak terkena sinar matahari. Ruangan yang kotor, lembap, tidak terkena sinar matahari, dan banyak barang bertumpuk dalam waktu yang lama bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur.

"Ketika kondisi berubah, maka habitat jamur terganggu. Elemen jamur yang disebut spora, yaitu butiran-butiran kecil jamur sangat banyak beterbangan di udara. Kalau habitat jamur terganggu, itu yang menjadi masalah," kata Anna di Jakarta beberapa waktu lalu.

Infeksi jamur pada paru disebabkan oleh terhirupnya spora jamur yang ada di lingkungan kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Anna menjelaskan, negara-negara eropa memiliki kebijakan isolasi lingkungan apabila ada kegiatan renovasi bangunan lama atau bersejarah.

Tujuannya adalah agar spora jamur yang beterbangan saat pembongkaran bangunan tidak terhirup oleh orang sekitar. Infeksi jamur atau mikosis pada organ paru merupakan bagian dari mikosis sistemik berupa gangguan dan atau jalan napas yang disebabkan infeksi, jamur yang mengumpul, atau reaksi hipersensitif terhadap jamur.

Gejala dan tanda yang diakibatkan oleh infeksi jamur pada paru sama seperti TBC, yaitu batuk darah, batuk dalam waktu lama, sesak napas, dan nyeri dada yang bisa berlangsung dalam angka waktu tiga bulan. Selain itu, juga bisa menyerupai asma, namun tidak terkontrol.

Anna menjelaskan, biasanya dokter terlambat mengidentifikasi penyakit akibat infeksi jamur sehingga terlambat memberikan penanganan. Itu terjadi karena memang hingga saat ini belum ada standar yang jelas terhadap penanganan penyakit akibat infeksi jamur.

Anna juga menyebutkan penyakit infeksi jamur di kalangan para ahli infeksi disebut sebagai penyakit yang pertumbuhan kasusnya pesat. Hal itu dikarenakan masih banyak jenis kasus yang belum diketahui dan prosedur penanganan yang belum terlalu jelas.

"Di luar negeri, orang lebih takut dengan infeksi jamur dibandingkan TBC. Karena prosedur penanganan TBC sudah ada, sementara infeksi jamur belum jelas," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement