Kamis 19 Sep 2019 22:37 WIB

Mus Mujiono Bakal Tampil di Jazz Pinggir Rowo

Buktikan jazz bukan musik mahal, Mus Mujiono akan tampil di Jazz Pinggir Rowo.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Reiny Dwinanda
Musisi Jazz Indonesia Mus Mujiono memberikan keterangan pers kepada wartawan jelang konser Jazz PinggirRowo 2019 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Musisi Jazz Indonesia Mus Mujiono memberikan keterangan pers kepada wartawan jelang konser Jazz PinggirRowo 2019 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Ingin membuktikan jazz bukan musik yang mahal, musisi jazz, Mus Mujiono, siap tampil di Rawapening, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (20/9) malam. Nono –sapaan akrab Mus Mujiono—bakal menghibur para pecinta musik jazz Kabupaten Semarang dan sekitarnya, dalam pertunjukan bertajuk "Jazz Pinggir Rowo" yang diinisiasi komunitas jazz Ambarawa, Mbahro Jazz.

Kendati sedikit berbau eksperimen–-mengingat Ambarawa bukan kota metropolis-- pertunjukan jazz yang bakal dihelat di tepi danau Rawapening, di wilayah Kecamatan Ambarawa ini diprediksi akan mendapat sambutan yang bagus. Nono mengaku, bukan sekali ini saja tampil di panggung yang tergolong anti mainstream. Sebelumnya, ia juga pernah ngejazz di Bromo dan Kawah Ijen, di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Juga

photo
Musisi Jazz Indonesia Mus Mujiono memberikan keterangan pers kepada wartawan jelang konser Jazz Pinggir Rowo 2019 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2019).

Menurutnya, di Bromo bahkan penontonnya bisa nyampur. Orang kota naik ke Bromo untuk menonton dan orang sekitar Bromo banyak juga yang antusias untuk menikmati sajian musik jazz.

“Mereka senang performa damai, bermutu, tertib, dan sambutannya oke,” jelasnya dalam konferensi pers "Jazz Pinggir Rowo" di angkringan Mbah Darmo, Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kamis (19/9).

Pun demikian saat Nono tampil di Ijen. Dia mengaku juga disambut bagus oleh masyarakat. Ia mengatakan, sebenarnya penonton masih bisa menikmati musik jazz asal ada lirik lagunya, bukan jazz yang rumit-rumit.

Maka, Nono pun tak ragu untuk tampil di pertunjukan Jazz Pinggir Rowo. Ia mengaku tidak memilih-milih lokasi untuk tampil. Nono bahkan selalu bersedia diundang tampil di mana pun.

“Saya tidak pilah-pilih, diundang di mana pun saya datangi, seperti di Ambarawa yang tak kalah eksotis dengan Rawapeningnya ini,” kata Nono. 

Sementara itu, penyelenggara Jazz Pinggir Rowo, Bagus Setiawan mengatakan, ia memilih menggelar pertunjukkan jazz sebagai upaya mengangkat nama kota Ambarawa dan Kabupaten Semarang. Selain itu, ia juga ingin mendorong kemajuan pariwisata di Kabupaten Semarang.

Menurutnya, ketika mendengar jazz, orang cenderung mempersepsikan mahal dan musiknya orang-orang terdidik. Namun, dengan jazz ini ia akan menghadirkan suasana yang lebih akrab.

“Mudah-mudahan ini bisa mengangkat nama Mbahro Jazz dan jazz di pinggir Rawapening ini bakal mengangkat Rawapening yang sudah bikin pening tersebut,” ujarnya.

Bagus mengungkapkan, Jazz Pinggir Rowo bukan menjadi kegiatan pertama dan terakhir. Ia berencana menjadikannya sebagai ajang tiga bulanan. Pertunjukan berikutnya akan dihelat tanggal 10 November 2019.

Menurut Bagus, pertunjukan seperti jazz di Dieng dan Banyuwangi bisa berkelanjutan karena di sana parwisatanya sudah maju. Bahkan, dukungan dari pemerintah daerahnya juga luar biasa.

Di Kabupaten Semarang, menurut Bagus, dukungan berupa political will dari pemerintah setempat belum tampak. Ia memilih Jazz Pinggir Rowo karena Rawapening merupakan ikon Kabupaten Semarang.

“Maka harapannya Jazz Pinggir Rowo dihadiri orang-orang yang berpengaruh,” kata Bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement