Kamis 19 Sep 2019 10:00 WIB

Kolaborasi Pekerja Milenial dan Konvensional, Apa Jadinya?

Mondelez menjadi perusahaan di Jakarta yang menerapkan pekerja lintas generasi.

Rep: MGROL Arrin/ Red: Nora Azizah
Karyawan (ilustrasi)
Foto: kolombloggratis.blogspot.com
Karyawan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin hari, jumlah milenials yang merambah dunia perkantoran semakin bertambah. Dengan keunikan kids zaman now yang cenderung menyukai kebebasan dan dinamika tantangan, hal ini membawa angin segar bagi perusahaan yang sedang merekrut karyawan.

Mondelez, sebuah perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) mencoba mengadaptasi atmosfir kantor sehingga nyaman untuk seluruh generasi. Tak hanya lentur akan perubahan tetapi juga dapat menaungi kalangan senior maupun pendatang sehingga keduanya bisa berkolaborasi.

Baca Juga

HR Lead Mondelez Indonesia Nadiasari mengatakan, Mondelez menerapkan workplace culture yang dibangun dengan konsep keterbukaan. "Tidak ada kubu junior dan senior, karena disini semua berbaur bersama," ujar Nadiasari saat diwawancara Republika di Jakarta, belum lama ini.

Pendatang baru dirangkul sejak awal. Mereka dibawa pada suasana familiar dan tidak asing. Energi positif inilah yang akan berpengaruh baik kepada seluruh elemen pekerjaan.

Di kantor, tidak ada sekat ruangan untuk posisi tertentu, memudahkan siapapun untuk saling bertemu dan berinteraksi. Pola ini yang melahirkan cross-function sehingga setiap divisi bahu-membahu menggapai target.

Nadiasari mengungkapkan, cross-generation blinding juga diterapkan. Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini manusia hidup di era banyak generasi. Pekerja yang lebih berumur cenderung tidak banyak berkutik pada aturan.

"Lain hal dengan generasi yang lebih muda, dikenal dengan milenial, cenderung ingin bergerak cepat, responsif terhadap perubahan," jelas Nadiasari.

Meski lincah, milenial lebih senang menghindari hal-hal yang berbau rutinitas karena menyukai perubahan. Potensi inilah yang sangat berpeluang untuk digabungkan dan menguntungkan kinerja organisasi.

Nadiasari menyebut, 'si muda' bisa berguru pada 'si tua', dan mereka yang 'dituakan' harus beradaptasi dengan anak milenial. Inilah yang menjadikan Mondelez tak hanya cocok bagi milenial tetapi juga menjadi percontohan pekerja lintas generasi bisa saling berkolaborasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement