REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas pekerja milenial merasa sulit untuk menjalin pertemanan di tempat kerja. Hal itu terungkap lewat sebuah penelitian terbaru.
Menurut survei terhadap 2.016 orang yang dilakukan oleh dewan pekerjaan pascasarjana Milkround.com, sebanyak 65 persen pekerja yang berusia 25 hingga 34 berjuang untuk membuat pertemanan di tempat kerja. Hanya 23 persen generasi baby boomer yang merasakan hal sama.
Survei menemukan masalahnya mungkin bahkan lebih buruk bagi mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Sebanyak 24 persen dari mereka mengatakan merasa cemas bertemu dengan rekan baru. Sementara itu, pekerja berusia 55 tahun hanya delapan persen yang merasakan hal sama.
Hampir setengah (48 persen) dari kelompok ini juga mengaku telah mengaku sakit setidaknya satu kali untuk menghindari adegan sosial di tempat kerja, sementara 38 persen milenial mengatakan hal yang sama.
Mengapa begitu banyak anak muda berjuang secara sosial di tempat kerja? Faktor yang berperan, seperti yang diidentifikasi dalam survei, adalah stres. Sekitar 30 responden persen mengakui stres sebagai penyebabnya.
Kondisi ini pun semakin sulit karena pekerja milenial yang meminta bantuan manajer atau perwakilan sumber daya manusia hanya sebesar enam persen saja. Pakar pekerjaan pascasarjana di Milkround Georgina Brazier mengatakan, berdasarkan temuan ini, pengusaha harus mengambil langkah-langkah untuk membantu karyawan yang lebih muda mengembangkan kepercayaan sosial.
"Dengan menyediakan staf, khususnya lulusan, dengan lingkungan kerja yang mendorong interaksi sosial di semua tingkatan, pengusaha dapat membantu memampukan karyawan dalam mengasah keterampilan interpersonal mereka, membangun jaringan profesional dan meletakkan dasar untuk jenis keterampilan yang akan mereka kuasai sepanjang karier mereka," kata Brazier, dikutip dari The Independent, Kamis (23/5).
Psikolog hubungan Emma Kenny menjelaskan, ada begitu banyak usaha yang dapat dilakukan dan generasi muda juga harus mengambil langkah-langkah positif untuk melindungi kebutuhan mereka sendiri. Ia mengingatkan bahwa orang akan menghabiskan sekitar seperempat dari kehidupan dewasanya di tempat kerja.
"Mengetahui kita dikelilingi oleh orang-orang yang dapat kita percayai di kantor yang nyaman dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan kita. Itulah sebabnya kita perlu bekerja keras untuk menjalin persahabatan di tempat kerja," katanya.
Survei ini dilakukan setelah penelitian sebelumnya menemukan generasi milenial merasa lebih tertekan di tempat kerja daripada rekan-rekan mereka yang lebih tua. Sebanyak 28 persen dari pekerja berusia 18 dan 38 tahun menyatakan menghadapi stres dalam pekerjaan mereka, sedangkan hanya 12 persen yang merasakan hal sama untuk pekerja berusia 53 hingga 71 tahun.