REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Selandia Baru akan kembali menjadi rumah bagi hobbits. Hal tersebut diketahui setelah Amazon Studios mengkonfirmasi bahwa negara tersebut akan dijadikan sebagai lokasi untuk seri "The Lord of the Rings" yang baru, sebuah acara TV yang secara luas akan ditayangkan, dan akan menjadi yang termahal dalam pembuatannya.
Amazon.com juga memaparkan bahwa adaptasi dari serial tersebut akan mengeksplorasi alur cerita baru. Di mana cerita tersebut akan fokus pada kisah pertama sebelum 'The Fellowship of The Ring' dalam trilogi fantasi karya J.R.R Tolkien, yang didirikan di tanah fiksi 'Middle-earth'.
Seperti dilansir Reuters pada, Kamis (19/9) produser eksekutif JD Payne dan Patrick McKay dalam sebuah pernyataannya mengatakan, pihaknya menyadari bahwa lokasi tempat yang megah disertai pantai, gunung dan hutan yang masih asri sangat dibutuhkan. Pasalnya, latar tersebut memang mendukung bagi film tersebut.
"Kami mencari lokasi di mana kami dapat menghidupkan keindahan purba,” ungkap nya.
Pra-produksi untuk seri tersebut sudah dimulai. Sedangkan produksi untuk seri itu, akan dimulai di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru, dalam beberapa bulan mendatang.
Seperti diketahui, prekuel Tolkien dalam The Lord of the Rings, "The Hobbit", juga dijadikan trilogi film oleh Jackson di Selandia Baru. Namun demikian, produksi mengalami perselisihan dengan serikat pekerja pada 2010 sebelumnya, terkait kontrak kerja yang bermasalah dan mengakibatkan pemerintah mengubah undang-undang ketenagakerjaan.
Tiga film yang dibuat berdasarkan trilogi The Lord of the Rings pada awal 2000-an dan difilmkan di Selandia Baru oleh sutradara Peter Jackson itu bisa dikatakan sukses. Sebab, mereka berhasil mengumpulkan hampir USD 3 miliar di box office dan mendapatkan 17 Academy Awards.
Serial baru yang akan dilangsungkan di Selandia Baru tersebut kemungkinan akan meningkatkan ekonomi negara kecil dan menciptakan beberapa pekerjaan. Pasalnya, acara tersebut digadang-gadang sebagai salah satu acara TV paling mahal sepanjang masa.
"Ini adalah produksi yang dicari dan berita fantastis untuk sektor layar Selandia Baru dan ekonomi kita," kata Menteri Pembangunan Ekonomi Selandia Baru, Phil Twyford.