REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penyanyi campursari asal Solo, Didi Prasetyo atau yang akrab disapa Didi Kempot, mengaku senang lagu-lagunya diterima para generasi milenial. Meskipun, sebagian dari lagu-lagunya yang populer saat ini, merupakan lagu yang diciptakannya 30 tahun lalu.
"Saya berseni tradisional hampir 31 tahun sudah jalani. Tapi yang tahun ini betul-betul fenomenal. Itu lagu-lagu yang sudah saya persiapkan 30 tahun lalu, yang anak-anak muda banyak yang waktu itu belum lahir. Tapi sekarang mereka jadi seneng," kata Didi Kempot di Surabaya, Ahad (15/9).
Terlebih, alunan mudik yang dibawakannya, tergolong musik tradisional, yakni koplo. "Itu yang saya jadi bangga, karena anak muda mau nyanyi dan nonton lagu tradisional. Mereka nonton pagelaran lagu tradisional tidak malu tersorot kamera. Luar biasa itu menyenangkan," ujar Didi.
Pria yang dijuluki The Godfather of Broken Heart tersebut tidak mengetahui secara pasti, kenapa lagu-lagunya tiba-tiba booming di tahun terakhir. Didi Kempot beranggapan, banyak lagu-lagunya yang populer, bahkan di telinga anak muda, juga karena pengaruh media sosial.
Didi juga meyakini, lagu itu ibaratnya barang antik. Artinya, semakin lama lagu tersebut, akan semakin digemari masyarakat. "lagu itu seperti barang antik. Semakin lama semakin digemari, ujar Didi Kempot.
Didi Kempot, menjadi salah satu penampil pada gelaran Jazz Traffic Festival yang digelar di Atlantis Kenjeran, Surabaya, Sabtu (14/9) malam. Ada yang berbeda dari penampilan Didi Kempot. Dimana dia yang biasa membawakan lagu-lagunya dengan genre koplo, diaransement menjadi lebih jazzy
Pada penampilannya tersebut, Didi Kempot berduet dengan Fusion Stuff, group musik yang bergenre jazz. Pria yang dijuluki The Godfather of Broken Heart tersebut mengaku banyak kesulitan untuk bisa tampil jazzy. Terutama, harus menyesuaikan ritme lagu.