REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menantu Kerajaan Inggris, Meghan Markle, baru-baru ini mendapat kesempatan mewawancarai Michelle Obama untuk majalah British Vogue edisi September. Pemilik gelar Duchess of Sussex itu pula yang mengedit hasil wawancara tersebut.
Artikel dalam bentuk tanya dan jawab itu dirilis pada Rabu dengan pengantar panjang dan intim dari Meghan. Dia menggambarkan pengalaman berbincang dengan mantan Ibu Negara AS itu. Meghan juga mengungkapkan bahwa dia terpesona dengan jawaban Michelle atas berbagai pertanyaannya.
"Dia membuatku tak bisa berkata-kata. Beberapa pertanyaan sederhana (yang bisa dijawabnya dengan satu atau dua kalimat), dikembalikan kepada saya sebagai narasi yang penuh perhatian, reflektif, dan dikuratori dengan indah,” tulis Meghan dilansir laman Elle, Rabu (11/9).
Bahkan, Meghan menulis akan melakukan wawancara dengan gaya berbeda, jika tahu Michelle akan bersikap terbuka. Dia menggambarkan Michelle sosok yang murah hati dalam wawancara itu.
“Pertanyaanku akan lebih panjang, lebih menyelidik, lebih menarik,” tulis Duchess.
Meghan tidak meremehkan kekuatan dari setiap jawaban Michelle padanya. Menurut dia, Michelle benar-benar terbuka tentang cara membesarkan anaknya, Sasha dan Malia. Pun Meghan mendapat banyak nasihat dalam membesarkan anak.
Meghan mengatakan bahwa Michelle menyampaikan betapa seorang ibu tidak akan membiarkan siapapun atau apapun menyakiti bayinya. Namun, faktanya kehidupan memiliki rencana lain. Banyak hal yang bisa membuat anak-anaknya terluka, misalnya lutut yang memar, jalan yang bergelombang, dan patah hati.
“Yang membuat saya rendah hati dan terharu adalah melihat ketangguhan anak-anak perempuan saya,” kata Michelle dalam wawancaranya dengan Meghan.
Meghan mengatakanm Michelle juga menceritakan perbedaan karakter Malia dan Sasha dan perbedaaan perlakuannya terhadap kedua anaknya. Saat ini, kedua putri Michelle tumbuh menjadi wanita muda yang cerdas, penuh kasih, mandiri, serta mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
"Menjadi ibu telah mengajari saya bahwa sebagian besar waktu dan tugas saya adalah memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi dan berkembang menjadi orang yang mereka inginkan,” ujar Michelle.
Michelle tidak ingin menjadikan anak-anaknya seperti apa yang dia inginkan. Karena itu, dia ingin anak-anakanya berkembang sesuai keinginan mereka. Menjadi ibu juga mengajarkan Michelle bahwa pekerjaannya bukan menjadi jalan pintas bagi anaknya, apalagi menghilangkan kemungkinan kegagalan dalam kehidupan kedua anaknya.
Michelle hanya ingin menjadi tempat yang aman dan konsisten bagi kedua anaknya, ketika gagal, ingin bangkit, dan sebagainya. Michelle juga membagikan pesan yang sering dia katakan untuk kedua anaknya, yakni jangan hanya berada di zona aman. Dia meminta putrinya terus mencoba pengalaman baru sampai menemukan apa yang benar menurut mereka.
“Apa yang terasa benar kemarin, mungkin belum tentu terasa benar hari ini. Tidak apa-apa, itu baik,” kata Michelle.
Ketika dia masih kuliah, Michelle berpikir untuk menjadi pengacara, karena terdengar seperti pekerjaan baik dan terhormat. Namun, dia perlu beberapa tahun untuk mendengarkan intuisinya dan menemukan jalan yang lebih cocok untuk dirinya.