REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Sebuah studi baru menunjukkan manfaat aktif membakar energi dan memerangi efek negatif dari duduk berkepanjangan. Diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, penelitian ini juga menemukan orang membakar 45 kilo kalori lebih banyak dari rentang waktu enam jam sambil berdiri dibandingkan dengan berbaring atau duduk.
“Jika kita mengambil langkah-langkah untuk memerangi gaya hidup tidak aktif dengan melakukan perubahan gaya hidup kecil, misalnya dengan menghabiskan banyak waktu untuk berdiri, ini dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit seperti obesitas atau diabetes tipe dua,” kata pemimpin studi Francisco J Amaro Gahete dari Universitas Granada di Spanyol, seperti yang dilansir Indian Express, Senin (9/9).
Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan sampel yang terdiri dari 53 orang dewasa muda yang diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni penyimpan dan penghabis energi, tergantung pada jumlah pengeluaran energi yang mereka konsumsi saat beralih dari duduk atau berbaring ke berdiri.
“Penyimpan mengkonsumsi energi yang sangat sedikit dalam kegiatan mereka. Oleh karena itu antara duduk/berbaring atau berdiri praktis nol untuk mereka. Tetapi para pemboros energi membakar sekitar 10 persen lebih banyak energi ketika mereka beralih dari duduk atau berbaring ke berdiri," ujar Amaro.
Faktor yang tampaknya memiliki efek terbesar adalah massa otot. Peneliti mengungkapkan orang dengan massa otot yang besar lebih banyak mengeluarkan energi daripada orang dengan massa otot lebih sedikit.
Penulis kemudian merekomendasikan untuk menghabiskan lebih banyak waktu berdiri di kantor sebagai startegi yang baik untuk menggunakan lebih banyak energi. Dengan demikian, mereka bisa menghindari penumpukan lemak.
“Jika seseorang bangun, mengambil 10 langkah dan duduk lagi, tampaknya efek gaya hidup tidak aktif akan sangat berkurang,” kata peneliti studi Jonatan Ruiz.