REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang remaja di Bristol kehilangan penglihatannya akibat pola makan yang buruk. Selama ini sang remaja hanya menggantungkan kebutuhan laparnya dari keripik, roti, makanan ringan dan daging.
Remaja yang kini berusia 19 tahun itu tidak bisa mentolerir tekstur buah dan sayuran sejak kecil. Pola makan yang buruk itu menyebabkan dia menderita neuropati optik gizi, yang dapat diobati jika didiagnosis lebih awal. Dalam kasusnya, serat di saraf optiknya telah rusak sehingga kerusakan penglihatannya telah dianggap permanen.
Ibu remaja itu mengatakan, sang anak tidak dapat menemukan pekerjaan dan harus meninggalkan kuliahnya di TI. Menurut dia, hal tersebut dikarenakan anaknya tersebut tidak bisa melihat atau mendengar apapun.
"Saya harus berhenti dari pekerjaan di sebuah pub. Sekarang saya merawatnya penuh waktu. Dia mengonsumsi suplemen vitamin, tetapi dietnya masih hampir sama," Kata dia seperti dilansir The Guardian, Kamis(5/9).
Menurut dia, putranya menjadi pemakan yang sulit ketika dia berusia sekitar tujuh tahun. Ia hanya bisa makan keripik, sosis, daging olahan, dan roti putih.
"Pertama kali kita tahu tentang itu adalah ketika dia ia sekolah dasar, di mana makan siangnya tidak tersentuh," katanya.
Berbeda dengan saudara perempuan dan laki-lakinya yang tidak pernah berhenti makan dan tidak pemilih. Anaknya yang pemilih makan diduga menderita kelainan makanan yang disebut Arfid (gangguan asupan makanan terbatas) menyebabkannya peka terhadap rasa, tekstur, bau dan penampilan jenis makanan tertentu.
“Pandangannya menurun sangat cepat ke titik di mana ia sekarang secara total buta," kata dia. Ibu tersebut menjelaskan, ketika konseling khusus bagi anaknya dilakukan, ia berhasil memulainya dengan baik, namun sekarang semuanya sudah hilang.
Dr Denize Atan, yang merawat remaja di Rumah Sakit Mata Bristol, mengatakan ia makan kentang goreng setiap hari dari toko setempat. Selain itu kudapannya berupa kripik, roti putih, irisan ham dan sosis olahan menjadi keseharian.
"Dia menjelaskan ini sebagai keengganan terhadap tekstur makanan tertentu, yang mana sudah tidak bisa ia tolerir. Keripik adalah satu-satunya jenis makanan yang dia inginkan agar dia bisa makan," Tutur dia
Atan dan rekan-rekannya memeriksa ulang kadar vitamin pemuda itu dan mendapati bahwa anak tersebut rendah dalam B12 serta beberapa vitamin dan mineral penting lainnya. Menurut dia, anak tersebut tidak mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan, melainkan kekurangan gizi parah.