Selasa 27 Aug 2019 14:30 WIB

Dian Sastro: Intervensi Awal Penting Bagi Penanganan Autisme

Putra Dian Satro didiagnosis autis ketika berusia delapan bulan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Dian Sastrowardoyo
Foto: Antara
Dian Sastrowardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemain film Dian Sastrowardoyo mengungkapkan anak pertamanya mengidap autisme. Dia mengetahui kondisi itu pada anaknya sejak usia delapan bulan. Dian dan suami pun langsung memberikan penanganan kepada putranya.

“Kabar baik dari terapi cukup dini dari delapan bulan, saya terapi non-stop sampai empat tahun hingga di umur enam tahun, anak saya dinyatakan tak butuh terapi lagi,” kata perempuan berusia 37 tahun itu dalam jumpa pers Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Baca Juga

Saat ini, putra Dian sudah berusia delapan tahun dan duduk di bangku kelas III sekolah dasar (SD). Dian membanggakan putranya yang bernama Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo itu bisa mengikuti pelajaran denga baik, memiliki banyak teman, dan kemampuan sosialnya meningkat.

“Intervensi sangat dini itu dibutuhkan. Sekarang umur delapan tahun, saya banyakin les, kayak basket, berenang,” ujar Dian.

Dian dan suami, Indraguna Sutowo menekankan intervensi autisme berupa terapi wicara dan perilaku pada putranya. Menurut Dian, terapi perilaku penting sekali untuk melatih anak berlaku.

Biasanya, pengasuh anak, selalu memberikan minum atau makan pada sang anak, ketika mereka belum meminta. Namun, Dian dan suami sepakat tidak akan menjalankan kebiasaan itu. Dian dan keluarga hanya akan memberi sampai sang anak sendiri yang meminta.

“Jadi, kita meminta anak ini untuk berbicara, dengan sopan tentunya, kita cuma mau mendengarkan dia ngomong, ada kontak mata,” kata dia.

Sebenarnya, Dian dan suami banyak belajar dari proses terapi perilaku untuk anak itu. Dian tak pernah menutupi kondisi anaknya yang memiliki gangguan saraf itu kepada siapa pun. Bahkan, dia selalu berbagi tips dan kisah sukses melatih dan menerapi putranya, jika ada yang bertanya.

Terkait alasannya bergabung dalam acara SPEKIX 2019, Dian mengaku terharu dengan penyelenggaraan SPEKIX 2019 yang dilakukan atas dasar sosial. Acara SPEKIX 2019 bisa menjadi sumber berbagai informasi untuk orang tua yang ingin mencari tahu lebih banyak menganai autisme.

"Saya pengen banget orang terbuka saja, apakah anak punya kebutuhan khusus, butuh dibantu. Kalau ditolong sejak kecil, ternyata di umur SD sudah dianggap tak terlalu berbeda dari anak normal," ujar Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement