REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Orang-orang di usia pertengahan 30 perlu mengawasi tekanan darah mereka. Sebuah penelitian mengatakan hal ini penting untuk melindungi kesehatan otak mereka di kemudian hari.
Para ahli mengatakan tekanan darah tinggi dalam periode kritis yakni usia 30 hingga 40 bisa mempercepat kerusakan pada otak. Penelitian yang diterbitkan Lancet Neurology ini memperlihatkan peningkatan tekanan darah antara usia 36 dan 43 bisa dikatikan dengan penyusutan otak.
Otak setiap orang menyusut sedikit seiring bertambahnya usia. Tetapi, akan lebih jelas terlihat pada mereka yang memiliki penyakit neurodegeneratif seperti demensia vaskular. Tekanan darah yang meningkat antara usia 43 hingga 53 juga dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan pembuluh darah atau stroke mini ketika orang mencapai usia 70-an.
"Tekanan darah, bahkan di usia 30-an kita, dapat memiliki efek knock-on pada kesehatan otak empat dekade kemudian. Pemantauan dan intervensi yang bertujuan memaksimalkan kesehatan otak di kemudian hari perlu ditargetkan setidaknya pada awal usia paruh baya," kata ahli dari UCL Queen Square Institute of Neurology, Jonathan Scott, dilansir BBC.
Hal serupa diungkapkan profesor kedokteran Universitas Oxford, Paul Leeson. Ia mengatakan sebenarnya pihaknya telah mengetahui bahwa orang yang memiliki tekanan darah tinggi cenderung memiliki struktur otak yang berbeda di kemudian hari.
"Yang diperdebatkan dokter adalah, apakah mengobati tekanan darah tinggi pada orang muda sebenarnya mencegah perubahan otak ini," kata dia.
Sementara itu, peneliti di Alzheimer's Research Inggris, Carol Routledge mengatakan tekanan darah tinggi di usia paruh baya adalah salah satu faktor risiko gaya hidup yang menimbulkan demensia. Ia menuturkan, penelitian menunjukkan bahwa pengobatan tekanan darah tinggi yang lebih agresif dapat meningkatkan kesehatan otak generasi tua saat ini.
"Kita harus terus membangun wawasan ini dengan mendeteksi dan mengelola tekanan darah tinggi bahkan untuk mereka yang berusia setengah baya," kata dia.